Rolasnews.com – Senin siang (5/10), Tarwi dan tim kembali menyambangi Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Dalam kunjungan yang diterima langsung oleh Rektor Unesa, Prof. Dr Nurhasan, Mkes, pesepeda berusia 79 tahun itu menyerahkan plakat penghargaan serta hasil data statistik selama perjalanannya nggowes Surabaya-Jakarta.
Plakat penghargaan yang diberikan merupakan bentuk apresiasi atas kepedulian Unesa yang sejak awal mendukung rencana Tarwi melakukan napak tilas nggowes Surabaya-Jakarta pertengahan bulan September lalu.
Tak hanya menyediakan fasilitas Acilles Sport Science & Fitness Centre (SSFC) untuk mengukur kondisi fisik dan psikologis Tarwi sebelum berangkat, Unesa juga menjadi lokasi startnya bersepeda yang menempuh jarak 1.100 km tersebut.
Dari Unesa, Petualangan Tarwi Bersepeda Surabaya-Jakarta Dimulai
Sebagai imbal baliknya, keseluruhan data statistik selama perjalanan diserahkan ke pihak Unesa. Data meliputi rute, jarak, waktu tempuh, kecepatan rata-rata, elevasi, power out put rata-rata serta kalori yang dibutuhkan. Catatan statistik yang diberikan ini menggambarkan secara real kondisi dan kemampuan peraih emas di PON VII tahun 1969 itu bersepeda Surabaya-Jakarta yang dibagi dalam delapan etape.
Rektor Unesa menyambut positif penyerahan data tersebut. Menurutnya, catatan statistik sangat penting untuk mempelajari kemampuan seseorang ketika melakukan aktivitas yang sangat menguras fisik dan psikologisnya. Terlebih jika orang itu berusia lanjut seperti Tarwi.
“Ini data penting. Dengan data ini kami bisa menganalisa secara terukur dan ilmiah grafik perjalanan Pak Tarwi bersepeda dari Surabaya ke Jakarta,” kata Nurhasan.
“Ini data yang sangat penting,” tegasnya lagi seraya meminta asistennya untuk menyimpan lembaran-lembaran data statistik itu dan mempelajarinya di Acilles SSFC Unesa.
Dalam kesempatan yang sama, Nurhasan sempat berbincang dengan Tarwi dan tim mengenai hal-hal yang dialami sepanjang perjalanan yang memakan waktu 10 hari tersebut. Termasuk soal etape tersulit dan lecet-lecet di jari-jari kakinya yang membuatnya harus ganti sepatu. Tak ketinggalan pula disinggung pertemuannya dengan teman lamanya sesama pebalap di era tahun 60-70an saat melintas di Sukabumi.
Haru Biru Pertemuan Dua Seteru Sekaligus Sahabat di Sukabumi
Rektor yang baru saja dinobatkan sebagai salah satu tokoh yang mendukung perkembangan olahraga di Indonesia pada Haornas awal September lalu itu juga tertawa mendengar Tarwi hendak balik dari Jakarta menuju Surabaya dengan kembali menggenjot sepedanya.
“Wah kalau bener, itu bisa jadi pencapaian luar biasa. Surabaya-Jakarta pp nggowes,” gojlok Nurhasan.
“Iya. Saya sebenarnya masih kuat pulangnya tetep naik sepeda. Tapi sama keluarga ga boleh. Kuatir,” jawab Tarwi.
Di akhir pertemuan, Rektor Unesa menyarankan digelarnya event bersepeda ramai-ramai secara virtual. Pihak kampus siap membantu.
“Sesuai protokol kesehatan, di masa pandemi seperti saat ini memang tidak boleh berkerumun banyak orang. Tapi kegiatan olahraga tetap harus jalan. Bisa saja dibuatkan event sepedaan online. Nanti kami siap bantu,” ujar Nurhasan. (TON)