Adakah Batasan Usia Untuk Berolahraga Berat? Tarwi Jawabannya!

Adakah Batasan Usia Untuk Berolahraga Berat? Tarwi Jawabannya!
(Nggowes bareng-bareng keliling Surabaya di perayaan hari jadi Tarwi ke-82. Foto: Ist)

Rolasnews.com – Selama ini banyak dari kita yang kerap mengasosiasikan olahraga berat, bersepeda misalnya, hanya diperuntukkan bagi mereka yang berusia muda dengan stamina prima.

Namun hal ini tidak berlaku bagi Tarwi, seorang mantan pebalap sepeda nasional. Di perayaan hari jadinya yang ke-82 pekan lalu, tepatnya Minggu 17 September 2023, ia masih mampu unjuk fisik dengan bersepeda menempuh jarak puluhan kilometer.

Read More

Mengambil start dari kediamannya di Jalan Ngagel Kebonsari II No 22 Surabaya, Tarwi bersama ratusan pegowes lainnya bersepeda mengelilingi Kota Surabaya. Rute yang ditempuh saat itu adalah Wonokromo, Jalan Diponegoro, Kedungdoro, Blauran, Tugu Pahlawan, Stasiun Semut, Undaan, dan bablas ke finish di rumah Ngagel. Total jarak yang ditempuh sekitar 30 km dengan waktu kurang dari 2 jam.

Perayaan HUT Tarwi ke-82 di rumah Ngagel
(Merayakan ulang tahun ke-82 sang legenda balap sepeda di rumahnya, Jalan Ngagel Kebonsari II No 22, Surabaya. Foto: Ist)

Uniknya, dalam acara bersepeda ramai-ramai itu, tak sedikit di antara rombongan yang rata-rata usianya jauh lebih muda, mrotoli di tengah jalan. Ngos-ngosan. Sebagian lainnya memutuskan mengambil jalan pintas langsung menuju finish tanpa mengikuti rombongan utama yang dipimpin Tarwi.

Ini sekaligus menunjukkan kekuatan fisik Tarwi yang luar biasa. Umumnya orang dengan usia di atas 80 tahun, jangankan mengayuh sepeda puluhan kilometer, untuk berjalan puluhan meter saja terkadang gemetaran dan membutuhkan upaya ekstra.

Sementara bagi Tarwi, usia seolah hanyalah deretan angka. Sepanjang ia konsisten berolahraga, maka staminanya akan tetap terjaga.

“Saya rutin bersepeda, baik dengan sepeda statis di rumah atau langsung ke jalan. Setidaknya satu sampai dua jam setiap hari. Untuk jaga fisik. Kalau enggak gitu, badan malah sakit semua,” tutur Tarwi suatu ketika.

Sesekali ia akan ke Malang menyambangi salah seorang putrinya dengan bersepeda.

Tak kuatir capek di tengah jalan?

“Ya lihat kondisi tubuh juga. Kalau fit dan sehat, saya ke rumah Ony mancal. Kalau berangkat setelah subuhan, pagi sudah sampai sana. Terus sore atau besok paginya, langsung balik lagi ke Surabaya. Pas pulangnya memang agak ringan karena jalannya turun,” kata Tarwi.

“Sepedaan Surabaya-Malang pulang pergi, ya biasa saja. Yang penting kondisi sehat,” imbuh pria kelahiran Lamongan ini.

Apa yang dilakoni Tarwi ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang. Sekaligus membuktikan bahwa usia tak serta merta harus menghalangi seseorang menekuni olahraga yang dicintainya. Bahkan di ulang tahunnya yang ke-79 pada tahun 2020 lalu, ia menapaktilasi rute Surabaya-Jakarta dengan bersepeda.

Bersepeda memang termasuk olahraga berat yang membutuhkan ketahanan fisik luar biasa.

Namun di sisi lain, bersepeda juga sangat baik bagi mereka yang ingin menjalani gaya hidup sehat dan aktif secara fisik. Ini karena bersepeda tidak semata olahraga prestasi, tetapi juga olahraga rekreasi. Rutin bersepeda menjaga kesehatan jantung dan keseimbangan, meningkatkan kekuatan otot, memelihara kemampuan kognitif dan emosional, dlsb.

Selain itu, bersepeda menjadi cara yang mudah dan murah untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitar, baik itu ketika berada di jalan maupun saat menjelajah alam terbuka.

Yang tak kalah pentingnya, bersepeda memungkinkan menjalin hubungan sosial yang cair dengan sesama pegowes. Seperti yang terjadi pada perayaan ulang tahun Tarwi yang ke-82 beberapa waktu lalu.

Di antara sekian banyak pegowes yang mengikuti kegiatan bertitel ‘Tarwi 82-nd Anniversary Gowes Bareng Keliling Surabaya’ tersebut, sebagian besar mengenal Tarwi karena kesamaan hobi mengayuh sepeda. Meski demikian, keakraban di antara mereka sangat terasa. Tanpa dibatasi sekat usia, profesi atau pun level pengalaman.

“Podo seneng sepedaan, yo ayo sepedaan bareng-bareng.”


Lebih-lebih Tarwi sendiri mampu membuktikan dirinya layak menjadi role model bagaimana menjaga kebugaran di usia senja. Bahkan terbilang uzur. 82 tahun, lho.

Jika seseorang yang berusia di atas 80 tahun tetap mampu dan merasa nyaman bersepeda, itu adalah pencapaian yang patut diacungi jempol. Karena itulah tak ada batasan usia yang pasti, kapan seseorang harus berhenti berolahraga.

Masih tak percaya? Tarwi adalah jawabannya.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *