Rolasnews.com – Finish Tarwi di etape ketiga berbuntut manis. Sejumlah tokoh olahraga di Solo, termasuk Ketua Umum KONI Surakarta dan jajaran Pengurus Cabang (pengcab) olahraga di kota tersebut, menyambut kedatangannya di Kompleks Stadion Manahan. Anehnya, tak ada pengurus aktif ISSI (Ikatan Sepeda Sport Indonesia) lokal yang hadir. Padahal Tarwi merupakan mantan pebalap nasional yang semestinya membawa kebanggaan bagi induk cabor yang bersangkutan.
Tarwi tiba di Solo dari perjalanan etape ketiga yang mengambil start di Semarang menjelang pukul 11 siang, Sabtu (19/9). Ia kemudian langsung menuju Kompleks Stadion Manahan di mana di sana sudah menunggu beberapa tokoh olahraga di Solo dan puluhan pecinta gowes dan atlet balap sepeda.
Setelah berbincang-bincang dengan mereka, Ketua Umum KONI Surakarta, Gatot Sugiyartono, mengajak peraih emas di PON VII tahun 1969 di Surabaya itu untuk masuk dan melihat-lihat kondisi velodrome yang masih berada di area Stadion Manahan.
Gatot sendiri tanpa basa basi memuji kemampuan fisik dan kemauan keras Tarwi bersepeda menempuh perjalanan jarak jauh.
“Sangat ampuh (hebat) sekali. Sekarang usia 60 tahun saja banyak yang sudah pada loyo. Tapi tidak dengan Pak Tarwi. Karena beliau olahragawan dan punya prestasi bagus, walau umurnya sudah 79 tahun masih sanggup melakukan (bersepeda jarak jauh, red). Saya salut sekali,” kata Gatot.
Ia menambahkan, singgahnya Tarwi ke kota berjuluk The Spirit of Java ini dalam upayanya bersepeda Surabaya-Jakarta sangat membanggakan. Menurutnya, pria kelahiran Lamongan ini sudah bisa disebut pejuang olahraga mengingat dedikasinya yang tak kenal lelah dalam mengangkat balap sepeda sebagai olahraga yang dicintainya.
“Kami sangat menghargai pejuang-pejuang olahraga, termasuk Pak Tarwi ini. Apalagi beliau dulu juga pernah jadi pelatih di PPLP Solo. Jadi kami merasa senang dapat menyambut Pak Tarwi di sini,” terang Gatot antusias.
Bersimpati dengan Tekad Keras Tarwi, Pengusaha di Pandaan Bantu Dana
Senada dengan Gatot Sugiyartono, tokoh balap sepeda setempat yang juga pernah aktif di kepengurusan PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar) Solo, Paulus Kristono, mengapresiasi mantan koleganya tersebut.
“Pak Tarwi ini kemauannya keras. Kalau sudah maunya harus keturutan. Begitu juga saat jadi pelatih di PPLP Solo. Tekad dan disiplin keras jadi prinsip Pak Tarwi melatih saat itu. Di tahun 2000-an. Banyak mencetak pebalap bagus,” tutur Paulus.
Ketua Pengkot ISSI Surakarta di periode akhir 90 dan awal 2000-an ini berharap para atlet muda, khususnya di cabang balap sepeda, terinspirasi oleh semangat Tarwi yang pantang menyerah kendati usianya sudah sangat sepuh.
“Buat (atlet) yang muda-muda, tekun berlatih dan semangat tinggi. Contoh Pak Tarwi ini,” tutup Paulus. (TON)