Etape Ketiga Semarang-Salatiga-Solo Diwarnai Jalanan Menanjak & Berliku

Etape Ketiga Semarang-Salatiga-Solo Diwarnai Jalanan Menanjak & Berliku
(Etape ketiga banyak melintasi jalan menanjak. Foto : Tim Dokumentasi/Rolasnews)
Rolasnews.com – Setelah di etape sebelumnya melintasi jalanan penuh kendaraan besar, di etape ketiga hari ini, Sabtu (19/9), Tarwi harus menghadapi tantangan yang tak kalah melelahkan. Ia musti melalui jalanan menanjak dan berliku dalam perjalanan menuju Solo dari Semarang.

Persinggahan Tarwi di setiap kota bak magnet. Sesaat sebelum berangkat, seorang pengusaha asal Semarang, menyempatkan diri pagi-pagi menemui dan menemaninya nggowes sepanjang beberapa kilometer.

Denny Tanujaya, sang pengusaha, mengatakan sudah mengenal Tarwi sebagai sesama atlet balap sepeda hampir empat dekade lalu. Bedanya, kala itu ia membela Jawa Tengah sedang Tarwi membawa bendera Jawa Timur.

Read More

Ia angkat topi dengan apa yang dilakukan bapak 5 anak, kakek 12 cucu dan buyut 1 cicit ini. Sulit membayangkan seorang aki-aki berusia 79 tahun bersepeda jarak jauh Surabaya-Jakarta. Dilakukan secara marathon pula dengan pembagian etape layaknya kejuaraan sungguhan.

“Salut untuk Bapak Tarwi. Semoga semangatnya ini dapat menjadi inspirasi bagi kita-kita, khususnya atlet balap sepeda,” kata Denny Tanujaya.

Denny Tanujaya & Tarwi
(Denny Tanujaya dan Tarwi berbincang sejenak sebelum start etape ketiga. Foto : TON/Rolasnews)

Sementara itu, mulai dari titik start di Simpang Lima, Semarang, jalanan yang disusuri mantan pebalap nasional ini tidak sedatar dua etape sebelumnya. Kontur tanah di wilayah Kota Lumpia memang banyak terdapat turunan dan tanjakan yang cukup curam.

Bahkan semenjak memasuki perbatasan Kabupaten Semarang hingga Salatiga, jalanan menanjak terus. Hal ini tentu sangat menguras fisik, terutama bagi orang seusia Tarwi yang hampir mencapai kepala 8.

Karena itu, meski jarak etape ketiga ini sedikit lebih pendek, kurang lebih 100,95 km dibanding etape kedua Rembang-Semarang yang mencapai 115 km, namun waktu tempuh yang dijalani Tarwi lebih panjang. Yakni, 4,49 jam. Sementara kecepatan rata-ratanya adalah 20,9 km/jam.

Di bundaran Patung Kuda
(Beriringan di bundaran Patung Kuda, Boyolali. Foto : Tim Dokumentasi/Rolasnews)

Yang menarik, ketika melintasi Kabupaten Boyolali, sejumlah atlet balap sepeda asal Solo dan sekitarnya ternyata telah menunggu Tarwi. Dari bundaran patung kuda di Boyolali, mereka kemudian beramai-ramai mengiringi pebalap sepuh ini menuju Solo.

Beratnya Etape Kedua, Banyak Truk Besar dan Jalan Bergelombang

Tarwi bersama rombongan pesepeda tiba di titik finish di kompleks Stadion Manahan, Solo, sekitar jam 11 siang.

Tarwi diwawancarai media setempat
(Setibanya di Solo, Tarwi diwawancarai media setempat. Foto : Tim Dokumentasi/Rolasnews)
Bersama KONI Kota Solo & Tokoh Balap Sepeda
(Bersama Ketua KONI Kota Solo, jajaran Pengab dan tokoh balap sepeda di kota tersebut. Foto : Tim Dokumentasi/Rolasnews)

Kedatangannya disambut langsung oleh Ketua KONI Kota Solo, Gatot Sugiyartono, dan jajaran pengurus Pengcabnya. Juga tampak pembina balap sepeda di kota tersebut, Paulus Kristono.

Setelah finish di Solo, hari Minggu Tarwi akan beristirahat satu hari penuh. Namun di etape keempat, start tidak dari Solo, melainkan dari Jogja.

Di velodrome Stadion Manahan Solo
(Menjajal lintasan velodrome di Kompleks Stadion Manahan, Solo. Foto : Tim Dokumentasi/Rolasnews)

Rute etape keempat hari Senin (21/9) lusa adalah Jogja-Purwokerto dengan jarak 168,5 km. (TON)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment

  1. Semangat pak Tarwi, kami warga Ngagel Kebonsari Surabaya mendoakan semoga lancar sampai Jakarta Aamiin Allohumma Aamiin