Rolasnews.com – “Hei, mau bantu kami menyelamatkan dunia? Karena yang dibutuhkan hanya satu potong permata,’’ begitu cuplikan salah satu ucapan tokoh Sisu dalam film Disney berjudul “Raya and The Last Dragon”.
Bagi Anda yang sudah menonton film versi Bahasa Indonesia-nya, kalau mendengarkan suaranya, pasti Anda nggak akan nyangka kalau ada sosok presenter yang juga model Ayu Dewi di balik suara Sisu itu, si naga terakhir dari Kumandra yang lugu.
Ya, Ayu Dewi menjadi satu di antara pengisi suara (dubber) film yang versi Bahasa Indonesia-nya dirilis pada 4 Juni lalu itu. Selain Ayu Dewi, juga ada Mikha Tambayong dan Eva Celia yang dipercaya jadi pengisi suara film produksi Disney Pictures tersebut.
Apabila Ayu Dewi ditunjuk jadi dubber Sisu, maka Mikha berada di balik suara Raya, seorang penjaga Permata Naga dari wilayah “Heart”. Sementara, Eva didapuk sebagai pengisi suara tokoh “Namaari” yang merupakan musuh bebuyutan dari tokoh utama, Raya.
“Ini adalah pengalaman pertamaku jadi dubber,” sebut aktris yang berusia 36 tahun itu saat diwawancarai Tabloid Nova dalam kanal Youtube beberapa waktu lalu.
Tokoh Sisu sendiri merupakan naga yang tulus. Terkadang ada kikuk-kikuknya. Kadang-kadang juga menyebalkan. Tapi,Sisu ini naga yang sangat setia kawan. Karenanya, Ayu Dewi di masa-masa sebelum syuting sudah belajar menguatkan karakter Sisu.
Sebagai debutan dalam dunia pengisi suara, Ayu Dewi pada awal-awal mengaku merasa terbebani dengan sukses dubber sebelumnya dalam Bahasa Inggris. Seperti diketahui, film yang ada dalam versi Bahasa Inggris sudah dirilis Maret lalu.
Suara Sisu dalam Bahasa Inggris diisi oleh Awkwafina. Menurut Ayu Dewi, suara Awkwafina dalam tokoh Sisu tersebut sudah sangat melekat.
“Saya berusaha mencoba keep up seperti Awkwafina, karena Sisu ini karakternya sangat kuat,”’ sebut Ayu Dewi.
Agar dia mampu mengisi suara tokoh Sisu ini sesempurna mungkin, istri dari Regi Datau itu sampai melakukan riset dengan banyak menonton film tersebut sebelum proses pengambilan suara. Setelah itu, ia belajar untuk menelaah seperti apa karakter Sisu.
Banyak tantangan yang harus dia hadapi dalam debutnya sebagai dubber ini.
“Tantangan itu salah satunya bagaimana caranya kita menaruh suara di karakter itu tetapi orang tak langsung tahu apabila itu suara kita,” bebernya.
Ayu Dewi harus menirukan suara serak-seraknya ala Sisu.
Baca Juga :
Gara-Gara Perannya di Maleficent, Angelina Jolie Jadi Momok Bagi Anak-Anak
Alhasil, terkadang ada ucapan yang dipercepat atau bahkan dihilangkan supaya antara audio dan video bisa berjalan dengan sinkron.
“Beruntungnya, saya sudah dibantu dari teman-teman recording di studio. Begitu pula kru yang sudah dikirimkan oleh pihak Disney,” sambungnya.
Sesekali ia harus mendengarkan kru yang sewot dengan suara Ayu Dewi.
“Terkadang mereka menegur saya. Eh bicaramu kurang tinggi nadanya. Eh kamu kurang cepat ngobrolnya,’’ kenang ibu lima anak bernama Aqilah Dewi Humairah, Mohamda Aqlan, Uskasyah, Muhammad Aqli, dan Ataya itu.
“Tak jarang mereka berkata kepada saya, oh ini intonasinya kurang baik, lebih cepat lagi. Saya di sini tetap menempatkan diri sebagai learning by doing. Ya belajar sekaligus bekerjalah,” ucap pemeran bu Bos dalam film berjudul Trinity Tower itu.
Namanya juga masih debut, masih baru kali pertama, salah atau belibet sudah pasti sudah jadi salah satu kesulitan. Itu bisa dia maklumi. Meski demikian, Ayu Dewi masih berbangga kepada hasil karyanya ini.
Setidaknya ia tidak membuang-buang waktu untuk mengulangi scene.
“Jujur, kebetulan saya jarang mengulang,’’ akunya.
Baca Juga :
Film Fast and Furious 9 Mulai Tayang 16 Juni di Bioskop Indonesia
Yang paling diingat mantan kekasih mantan artis yang juga politisi Zumi Zola itu, ada dua scene yang diulang-ulang.
Yang pertama, murni karena kondisi tubuhnya. Seperti saat sedang serius take film untuk “Raya and The Last Dragon” tiba-tiba suaranya jadi kering. Padahal, dia merasa suaranya baik-baik saja. Sehingga scene tersebut kemudian harus di-take ulang.
Sementara, yang kedua karena gambar asli film ini diambil dengan Bahasa Inggris, maka ketika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia ada sedikit perbedaan.
“Waktu Sisu sedang berada di pasar misalnya, dia bicara Bahasa Inggris dengan cepat, padet banget dari sisi kata-katanya, dan untuk pas dibicarakan dengan Bahasa Indonesia jadinya seperti berkejar-kejaran,” tandas Ayu Dewi.
Nah, awal yang menyenangkan ini kemudian membuat Ayu Dewi jadi jatuh cinta dengan dunia dubbing. Ia bahkan berharap akan ada tawaran-tawaran mengisi suara film Disney lagi di kemudian hari. ’
“Bahkan kalau ada 10 sekuel film ini (Raya and The Last Dragons), saya siap kok,” selorohnya tertawa. (YMP)