Rolasnews.com – Tak peduli berapa pun badan amal yang telah dimiliki oleh para miliarder yang ada di muka bumi, selalu saja ada kritikan yang akan mengintai mereka. Apalagi jika mereka dianggap bisa berbuat lebih banyak untuk umat manusia lainnya dengan kekayaan yang mereka miliki, daripada menghambur-hamburkan kekayaan mereka sekedar untuk memenuhi ambisi melakukan wisata luar angkasa
Seperti halnya dengan keberhasilan Richard Branson menjelajah angkasa beberapa hari lalu. Sejumlah kritikus menganggap momen tersebut “tidak peka” dengan situasi dunia saat ini.
Seperti diberitakan Forbes, empat menit yang dihabiskan miliarder Richard Branson dalam keadaan tanpa bobot di tepi ruang angkasa akhir pekan ini adalah prestasi bersejarah dalam bisnis pariwisata di luar angkasa yang sedang berkembang.
Akan tetapi banyak kritikus mengatakan Branson dan miliarder lainnya kehilangan tujuan utama dengan hanya “melihat ke bintang-bintang” meninggalkan planet yang penuh dengan masalah yang mungkin bisa diselesaikan oleh investasi besar mereka.
Richard Branson baru saja sukses melakukan perjalanan sekitar 50 mil di atas permukaan bumi dengan pesawat ruang angkasa Virgin Galacticnya sebagai bagian dari upaya untuk “mengevaluasi pengalaman astronot pribadi” pada hari Minggu, mendahului rekan sesama miliardernya, Jeff Bezos.
Baca Juga :
Richard Branson Sukses “Berwisata” ke Luar Angkasa
Bezos orang terkaya sejagad berencana untuk pergi ke luar angkasa dengan pesawat Blue Origin-nya pada 20 Juli. Ia berencana melakukan perjalanan lebih jauh dari permukaan bumi daripada Branson, yaitu sekitar 62 mil.
Tidak sendiri, Bezos akan ditemani oleh turis luar angkasa yamg membayar US$ 28 juta untuk kursi ke luar angkasa.
Tak mau ketinggalan, miliarder pemilik Space X Elon Musk juga akan terbang menuju angkasa. Space X secara luas dianggap sebagai pemimpin dalam industri ruang angkasa swasta dan Musk telah mengumumkan bahwa prioritas utamanya adalah menjadikan manusia sebagai “penghuni antar planet”.
Para kritikus menunjukkan fokus ruang soal uang pada titik yang sangat rentan di bumi. Di mana pandemi COVID-19 telah merenggut jutaan korban jiwa dan memantik krisis dimana-mana.
Sementara itu, gelombang panas di beberapa wilayah yang memicu kekhawatiran pemanasan global telah berada pada titik yang berbahaya.
PBB juga telah berulang kali memperingatkan kelaparan yang meluas muncul di negara-negara miskin sebagai akibat dari pandemi. PBB telah merilis laporan pada hari Senin bahwa 811 juta orang kekurangan gizi selama tahun 2020.
“Apakah ada orang lain yang khawatir bahwa miliarder memilki perlombaan ruang angkasa pribadi mereka sendiri sementara gelombang panas yang memecahkan rekor memicu “naga awan yang bernafas api dan memasak makhluk laut sampai mati di cangkang mereka?” cuit Mantan Menteri Tenaga Kerja AS, Robert Reich, hari Kamis pekan lalu.
Baca Juga :
PBB Peringatkan Perubahan Iklim Sebabkan Lebih Banyak Bencana Tiap Tahun
Beberapa orang juga meluapkan kekecewaan pada momen perlombaan wisata luar angkasa para miliarder yang dianggap kurang tepat.
Sebuah petisi mengkritik Bezos yang dibuat di change.org dan telah ditandatangani 150.000 tanda tangan meminta pendiri Amazon tersebut tak lagi kembali ke bumi.
“Miliarder seharusnya tidak di bumi atau di luar angkasa. Tetapi jika mereka memutuskan yang terakhir, mereka harus tetap di sana,” isi petisi tersebut.
Meski demikian, perjalanan singkat Branson ke luar angkasa bukanlah sepenuhnya tanpa manfaat ilmiah.
Sirisha Bandla Wakil Presiden Urusan Pemerintahan dan Operasi Penelitian Virgin Galactic terbang bersama Branson dan melakukan percobaan pada ekspresi gen tanaman. Eksperimen itu sendiri juga merupakan ujian apakah penelitian ilmiah layak dilakukan pada penerbangan luar angkasa Virgin Galactic.
Berdasarkan keterangan di akun Bandla setelah mendarat, misinya berhasil.
Kekuatan pendorong di balik perjalanan ruang angkasa telah bergeser dari sejarah panjang proyek-proyek besar pemerintah ke industri swasta selama beberapa tahun terakhir. Peluncuran Space X pada Mei 2020 atas dua astronot NASA dari Kennedy Space Center di Florida menandai peluncuran berawak pertama dari tanah AS sejak 2011.
Space X menjadi perusaahaan swasta pertama yang mengirim astronot ke stasiun luar angkasa internasional dalam misi yang sama. Perusahaan Musk tersebut mengalahkan Blue Origin dan sejak itu telah dipilih sebagai satu-satu nya perusahaan yang membuat pesawat ruang angkasa untuk misi Artemis NASA yang akan mengirim astronot ke bulan.
Baca Juga :
Benarkah Perubahan Gaya Hidup di Masa Pandemi Hanya Bersifat Sementara?
Miliarder berada di garis depan pencapaian ilmiah. Namun mereka juga mendorong terwujudnya pariwisata di antariksa yang tentu saja memilki label harga tinggi dan sangat terbatas untuk mereka yang sangat kaya.
Muncul juga ide tentang hotel luar angkasa yang mewah. Awal tahun ini, Orbital Assembly Corp. mengumumkan rencana membuat sebuah hotel untuk 280 tamu bernama Stasiun Voyager yang akan dibuka pada tahun 2027. Perusahaan itu berharap dapat bekerja sama dengan Space X sebagai mitra dalam proyek besar tersebut.
Menurut Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia PBB David Beasley, dibutuhkan dana sekitar US$ 6 miliar untuk menyelamatkan 41 juta orang yang mati kelaparan tahun ini di seluruh dunia.
Beasley mengirim tweet akhir bulan lalu yang mendesak Musk, Branson dan Bezos untuk bekerja sama memerangi kelaparan dengan mengatakan “kita bisa menyelesaikan ini dengan cepat.” (AZP)