Berawal Dari Hobi, Devin dan Sin Mantap Tekuni Budidaya Ikan Koi

Berawal Dari Hobi, Devin dan Sin Mantap Tekuni Budidaya Ikan Koi
(Devin dan Sin, pembudidaya ikan Koi di Kota Malang. Photo Courtesy : ANC/Rolasnews)
Rolasnews.com – Terhitung sudah berjalan tiga tahun lamanya Devin Kurniawan bersama Sin, menekuni budidaya Ikan Koi. Berawal dari hobi, kedua sahabat ini akhirnya tertarik untuk membudidayakan ikan bernama latin Cyprinus carpio tersebut.

Diakui keduanya, di awal-awal budidaya memang tidak mudah untuk mengetahui karakteristik ikan Koi. Kegagalan demi kegagalan dalam memberikan perlakuan kerap dialami sehingga mengakibatkan ikan Koi banyak yang mati.

“Awal-awal memang cukup kesulitan karena kita harus tahu karakter ikannya, coraknya, dan yang penting sebelum masuk kolam harus ada karantinanya lebih dulu. Jadi harus kita sterilkan dari semua penyakit baru ikan bisa masuk ke kolam,” ujar Devin Kurniawan, saat ditemui di rumahnya yang berlokasi di jalan Titan Asri, Kota Malang, beberapa waktu lalu.

Read More

Jika ada ikan yang sakit, harus segera dipisahkan dan dikarantina untuk diobati. Karena hidupnya di air, jadi sekali ada ikan Koi yang sakit, biasanya akan menular ke ikan lainnya.

“Uniknya ikan Koi ini, kalau sakit dia akan menyendiri sehingga mudah untuk dideteksi. Kalau ternyata sudah terlanjur banyak ikan yang tertular, langsung di restart semua kolam dan filternya supaya tidak ada penyakit yang tertinggal,” terangnya.

Kemudian pada kolam ikan Koi harus diberikan filter untuk menyaring kotoran pada air kolam. Beberapa komposisi bakteri juga perlu diberikan di dalam filter atau chamber yang berfungsi untuk mengurai kotoran ikan sehingga air yang keluar berupa air yang bersih.

Sementara untuk air yang digunakan tergantung pada daerahnya masing-masing, dengan berpatokan pada pH air yakni 7. Bisa menggunakan air sumber, air sumur maupun air PDAM.

“Penggunaan air PDAM sebaiknya diendapkan dulu selama 3-7 hari untuk mengurangi kandungan kaporit,” ucapnya.

Kemudian untuk melakukan backwash tidak perlu semua airnya dibuang, biasanya hanya 10-25 persen saja. Tujuannya agar ekosistem yang sudah terbentuk di air tidak berubah.

“Dalam budidaya ikan Koi itu yang terpenting adalah bagaimana merawat kualitas airnya agar tetap bagus. Kalau kualitas airnya bagus, ikannya juga pasti akan sehat,” tuturnya.

Terkait pemberian jenis pakannya sendiri, menurut Devin bergantung pada pemilik ikan ingin mendapatkan corak warna yang bagus atau ingin mendapatkan bentuk tubuh ikan Koi yang ideal.

“Jadi memang ada pakan khusus untuk ikan Koi, tergantung tujuannya apa,” ungkapnya.

Jenis ikan Koi yang dibudidayakan, lanjut Devin, diantaranya adalah jenis Gosanke, Kohaku, Sanke dan Showa. Sedangkan jenis yang lainnya sebagai pelengkap.

Untuk harga, tergantung kualitas ikan masing-masing. Mulai dari kualitas kelas pasar, grade B, grade A hingga grade SQ atau kelas kontes.

“Harganya mulai dari puluhan ribu sampai dengan jutaan rupiah. Semua sudah ada pasarnya masing-masing, tergantung pembelinya minat dengan ikan Koi seperti apa,” sebutnya.

“Sudah pernah mengirim ke daerah Padang, Palembang, Kalimantan, Jakarta, Bandung dan Alhamdulillah mereka tidak ada yang komplain,” imbuhnya.

Dadik dan Amita, Pasutri yang Kompak Hobi Berkebun

Sementara itu, Sin menceritakan, diawal-awal budidaya banyak ikan Koinya yang mati karena kolam yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik kondisi lingkungan untuk hidup ikan yang kerap diasosiasikan dengan hoki tersebut.

Ikan koi butuh perhatian ekstra
(Budidaya ikan Koi tidak bisa asal-asalan. Butuh perawatan ekstra serta harus mengenal betul karakteristiknya. Photo : ANC/Rolasnews)

Dari situ kemudian Sin terus mencari informasi tentang kolam standar untuk budidaya ikan Koi.

“Kemudian saya bikin kolam,  ternyata ilmunya juga belum seberapa. Hanya sekedar membuat kolam dan ada filternya. Ternyata filternya tidak mumpuni karena terlalu kecil, kemudian saya ganti lagi sampai tiga kali bongkar kolam,” akunya.

Selanjutnya, yang tidak kalah penting sebelum dimasukkan ke dalam kolam, ikan Koi harus melalui proses karantina.

“Jadi dimanapun kita membeli ikan. Meskipun pada awalnya kondisi ikan sehat, kalaupun dijual tetap harus dikarantina dari pihak penjual maupun pembeli. Informasi ini yang dulu tidak saya dapatkan dari penjual sehingga ikan saya banyak yang mati ketika dimasukkan ke dalam kolam,” terangnya.

Karena itu bagi pemula sebaiknya mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang karakteristik, termasuk juga kolam seperti apa yang cocok untuk ikan Koi.

“Kalau pemula sebaiknya beli ikan Koi yang harganya murah saja dulu untuk belajar dan mengetes kolam. Kalau ikannya mampu bertahan hidup dan kondisinya sehat, baru upgrade ke ikan yang lebih mahal,” pungkasnya. (ANC)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *