Dadik dan Amita, Pasutri yang Kompak Hobi Berkebun

Dadik dan Amita, Pasutri yang Kompak Hobi Berkebun
(Dadik dan Amita, pasutri yang hobi berkebun. Foto : Dok Pri)
Rolasnews.com – Dadik dan Amita, adalah sepasang suami istri yang hobi berkebun di pekarangan rumah tempat tinggal mereka di Jalan Grindulu 40, Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Berkat hobi tersebut, saat ini mereka berdua ditunjuk sebagai koordinator kegiatan kampung tangguh RT setempat.

Berbagai tanaman pangan, mulai sayur, toga serta aneka jenis tanaman lainnya ditanam di pekarangan depan rumah sekitar 10 meter persegi dan juga di halaman belakang rumah.

Tanaman sayur yang dibudidayakan antara lain pakcoy, seledri, selada hijau dan merah, siomak, sawi caisim, romain, dan lain sebagainya. Sementara media yang digunakan berupa pupuk dan tanah yang dimasukkan ke dalam polibag.

Read More

Selain tanaman, Dadik juga memelihara lele dengan metode budikdamber (budidaya ikan dalam ember). Bahkan sudah beberapa kali panen.

“Saya sudah beberapa kali panen lele dengan cara budikdamber ini”, ungkap Dadik sembari mengutak atik instalasi budikdamber pesanan warga setempat.

Budikamber
(Budikamber, budidaya ikan di dalam ember yang diselipi dengan kangkung. Foto : Jasmito/Rolasnews)

Pria bertato tersebut menggunakan tong plastik ukuran sekitar 80 liter untuk memelihara ikan lele. Tong tersebut mampu menampung sekitar 200 ekor lele.

Di bibir tong tersebut terpasang gelas akua bekas yang di dalamnya diisi media tanam berupa arang. Kemudian ditanami kangkung. Adapun kangkung yang ditanam tidak dari biji, melainkan sisa masak. Tepatnya dibagian batang yang ada akarnya.

“Lebih bagus menggunakan kangkung sisa dibanding dari biji. Dulu pernah nyoba dari biji, hasilnya gak maksimal”, terang pria yang sebelumya pernah jadi supervisor di sebuah restoran di Surabaya.

Adapun istrinya, Amita, juga hobi berkebun terutama tanam menanam sayur, toga dan tanaman lainnya. Di depan rumah tersusun rapi rak dengan berbagai tanaman sayuran yang atasnya dilindungi dengan menggunakan paranet hitam. Tanaman pun tampak segar.

Amita hobi berkebun sejak kecil, terinspirasi dari kakeknya yang juga suka berkebun. Bahkan di kebun yang dirawat Amita saat ini, masih ada beberapa tanaman peninggalan kakeknya. Tanaman tersebut tetap dirawat dengan baik.

Amita di Halaman Rumahnya
(Hobi berkebun. Amita di halaman rumahnya yang penuh dengan tanaman. Foto : Jasmito/Rolasnews)

Hobi berkebun tersebut mulai giat dilakukan lagi sejak setahun yang lalu saat mereka memutuskan untuk pindah ke Malang. Awalnya, mereka berkebun hanya untuk konsumsi sendiri. Lama-lama beberapa tetangga berminat membeli. Akhirnya jadilah usaha kecil-kecilan, hasil kebun dijual ke beberapa tetangga yang minat. Bahkan bukan hanya tanaman pangan yang kadang diminati tetangga, tapi juga tanaman hias.

Amita mengakui bahwa dalam berkebun lebih senang dan puas saat menikmati proses. Oleh karena itu, banyak tanaman ditanam sendiri mulai benih hingga panen. Jadi tidak membeli yang sudah jadi lalu dipajang begitu saja.

Berkat hobi berkebun mereka berdua, mereka kemudian dimintai tolong RT setempat untuk menjadi tokoh penggerak dalam kampung tangguh. Kebetulan tema yang diambil dalam kegiatan tersebut terkait pangan.

Dadik dan Budikamber Buatannya
(Dadik kerap mendapat pesanan membuat budikamber di lingkungan tempat tinggalnya. Foto : Jasmito/Rolasnews)

Dadik saat ini dapat pesanan dari warga setempat untuk membuat rangkaian budikdamber dari ember khusus untuk budikdamber. Ember yang tingginya sekitar 1 meter lengkap dengan tutup yang berlubang untuk meletakkan pot.

Namun, setelah dicoba hasilnya tidak bagus. Hampir semua lele mati. Menurut perkiraan Dadik, karena kurangnya oksigen untuk lele. Kemudian saat ini dimodif oleh Dadik dengan menggunakan gelas akua bekas dan dicantolkan di bibir ember.

Hartini, Bakul Pecel yang Melanglang Dunia Berkat Asuransi

Wedang Telang
(Minuman herbal “Wedang Telang” produksi Dadik dan Amita. Foto : Dok Pri)

Sedangkan Amita ditunjuk sebagai koordinator dibidang penanaman sayur. Jadi mengurus penyediaan bibit sayur untuk warga.

“Ini saya beli banyak bibit, nanti akan ada warga yang ambil ke sini untuk ditanam di rumah masing-masing,” jelas mantan kepala sekolah ini.

Salah satu tanaman herbal Amita juga sudah sampai tahap pengolahan, yakni tanaman herbal telang. Tanaman yang dimanfaatkan bunga karena warna ungu yang diyakini banyak mengandung antosianin dan memiliki gizi tinggi hingga bisa melawan kanker.

Amita menjadi pionir dalam ide pembuatan teh telang tersebut. Tujuannya adalah untuk pemberdayaan warga RW setempat (RW 7), yang nantinya, hasil penjualan dari produk tersebut akan digunakan untuk menambah kas kampung tangguh.

Produk tersebut mendapat respon baik dari lurah setempat, Dandim, dan juga Kapolresta Malang Kota. Hal ini terlihat dari kedatangan mereka dalam kegiatan display produk minuman telang beberapa waktu lalu. (JS)

Kunjungan Lurah & Aparat ke Rumah Dadik-Amita
(Amita saat menerima kunjungan dari sejumlah unsur pimpinan daerah berkaitan dengan pembentukan kampung tangguh. Foto : Dok Pri)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *