Rolasnews.com – Kekacauan yang terjadi di etape kelima gegara truk rusak dan menutup akses jalan di Ajibarang yang menghubungkan Banyumas-Brebes, berimbas pula pada rombongan Tarwi yang mengiringi sejak dari Surabaya. Meski tak ikut mancal, namun penat dan senewen yang dialami juga tak kalah menguras fisik sekaligus psikis.
Rombongan Tarwi yang terdiri dari satu motor dan tiga unit mobil tercerai berai beberapa saat setelah meninggalkan titik start etape kelima di Purwokerto. Rombongan yang bertugas mengawal, mendokumentasikan serta memasok berbagai kebutuhannya selama bersepeda Surabaya-Jakarta ini, tak mampu menembus kemacetan luar biasa yang diakibatkan truk gandeng rusak di tengah jalan.
Agar dapat menyusul Tarwi, iring-iringan mobil terpaksa balik arah dan mengambil jalan pintas alternatif melintasi pemukiman penduduk.
Awalnya berjalan lancar karena walau melewati jalanan sempit tapi relatif datar. Masalah baru muncul ketika jalan mulai berkelok-kelok dan menanjak. Jalan pintas ini memang melewati Gunung Lio yang berada di perbatasan Salem-Banjarharjo, Brebes.
Turunan dan tanjakan curam ditambah dengan tikungan tajam di sepanjang jalan tembusan ini, membuat sebagian rombongan didera pening dan mual-mual.
“Muneg-muneg. Ngelu (pusing, red),” kata Ony, putri Tarwi yang mengawal bapaknya bersepeda sejak dari Surabaya.
“Sangar iki.Kalah Cangar,” ujar Nevin menimpali ibunya.
Tak hanya rombongan keluarga, tim dokumentasi yang menaiki mobil terpisah juga merasakan hal yang sama. Bahkan Rizal, salah seorang kameraman, meminta berhenti sejenak. Isi perutnya meronta-ronta minta dikeluarkan. Muntah.
Gara-gara Truk Rusak, Etape Kelima Berjalan Kacau
Keadaan kian runyam ketika mobil yang ditumpangi tim dokumentasi terpaksa berhenti akibat tak kuat melewati tanjakan curam dan menikung. Setelah sekitar satu jam berhenti rupanya driver baru menyadari untuk menaklukkan tanjakan tuas transmisi dialihkan ke posisi “S” atau Sport.
Alhasil, mobil matik itu pun kembali dapat melaju normal.
Pengalaman di etape kelima Purwokerto-Brebes-Cirebon yang melalui banyak masalah menjadi bahan pembicaraan tersendiri bagi anggota tim yang mengawal Tarwi, baik tim dari keluarga maupun dari tim dokumentasi.
“Kita yang tidak ikut mancal saja ikut deg-degan dan senewen di etape ini. Ndaniyo (apalagi) Pak Tarwi,” seloroh Dian Novianto dari otoplasa.com yang turut dalam rombongan Tarwi. (TON)