Tarwi : Bukan Adu Cepat, Tapi Lebih Penting Jaga Endurans

Tarwi : Bukan Adu Cepat, Tapi Lebih Penting Jaga Endurans
(Tarwi diikuti pebalap-pebalap yang masih “fresh” sesaat setelah memasuki wilayah Kabupaten Rembang. Foto : Tim Dokumentasi/Rolasnews)
Rolasnews.com – Kendati secara keseluruhan perjalanan Tarwi mengayuh sepeda Surabaya-Jakarta tak mengalami halangan berarti, namun ada satu catatan yang hendak ia tegaskan. Ia bersepeda dari Surabaya ke Jakarta bukanlah untuk balapan adu cepat, melainkan ingin mengenang kembali jalanan yang pernah akrab dengan dirinya semasa aktif sebagai atlet maupun pelatih balap sepeda.

Hal itu dikatakannya seusai etape pertama yang berakhir di Rembang, Kamis (17/9). Ia mengaku sempat sedikit kewalahan mengatur ritme sepanjang perjalanan Surabaya-Rembang yang berjarak hampir 200 km. Pasalnya, beberapa pebalap yang bergantian mendampinginya secara estafet di setiap kota, cenderung menggenjot sepedanya layaknya sedang balapan. Kecepatan tinggi yang relatif konstan akan membuatnya kesulitan menjaga endurans.

“Saya ini tidak sedang balapan. Jadi yang saya prioritaskan bukan adu cepat, tetapi menjaga daya tahan mulai start sampai finish,” ujarnya seusai rehat di Rembang yang menjadi titik finish etape pertamanya bersepeda Surabaya-Jakarta.

Read More

Mantan juara PON VII di Surabaya tahun 1969 ini agak menyesalkan pebalap-pebalap yang baru bergabung mengiringinya namun langsung tancap gas. Sementara ia sendiri lebih fokus menjaga kecepatan agar dapat finish sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Apalagi saat itu cuaca sangat panas sehingga juga lebih cepat menguras tenaga.

“Kecepatan saya kira-kira 20-25 km/jam di rute datar dan 15-20 km/jam di rute agak menanjak. Jadi kalau lebih dari itu, apalagi kalau dalam waktu lama, ya tidak kuat saya. Bagaimana pun, usia tidak bisa dibohongi. Lain kalau waktu saya masih muda dulu. Bisa saya ladeni,” tuturnya.

Oleh karena itu, Tarwi berharap para pebalap atau para pegowes yang mendampinginya di etape-etape berikutnya menyesuaikan kecepatan dengan dirinya.

“Saya senang-senang saja didampingi secara estafet. Tapi mohon yang bergabung kecepatannya diatur tidak terlalu cepat atau lambat. Sesuaikan saja dengan saya,” kata Tarwi.

Dari Unesa, Petualangan Tarwi Bersepeda Surabaya-Jakarta Dimulai

Selain soal kecepatan, ada satu kejadian yang membuat pebalap kelahiran Lamongan ini terpaksa berhenti sejenak. Kuku jempol kakinya agak kepanjangan sehingga menggores jari kaki lainnya. Namun setelah disemprot pendingin dan dibebat perban, ia kembali nggowes hingga sampai finish.

Cantengen
(Sempat mengalami cantengen, atau ujung kuku menembus daging, sehingga membuat Tarwi harus berhenti sejenak untuk dirawat. Foto : TON/Rolasnews)

“Iya mustinya sebelum berangkat tadi dipotong sedikit (kuku jempol kaki, red). Tapi lupa,” pungkasnya. (TON)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment