Rolasnews.com – Kekhawatiran warga dunia berbelanja dengan cara-cara konvensional membawa imbas positif bagi perusahaan jasa pengiriman lintas negara. FedEx, contohnya. Laba FedEx melonjak tajam 67% pada kuartal terakhirnya.
Hari Selasa lalu, perusahaan jasa pengiriman yang bermarkas di Memphis, AS, itu melaporkan kenaikan signifikan labanya selama periode Juni hingga akhir Agustus, yakni USD 1,25 miliar. Angka itu naik dari USD 745 juta di tahun sebelumnya.
Sementara total pendapatannya juga terdongkrak menjadi USD 19,32 miliar dari USD 17,05 miliar, atau naik 13%, pada kuartal tahun lalu.
“Pertumbuhan yang kami perkirakan akan terjadi dalam periode tiga hingga lima tahun, ternyata dapat diraih dalam periode tiga hingga lima bulan,” kata Raj Subramaniam, Presiden dan Chief Operating Officer di FedEx, dalam konferensi daring dengan para investor.
Lonjakan laba FedEx sebagian besar disumbang pengiriman paket besar, furnitur dan perangkat elektronik bernilai tinggi ke rumah-rumah pelanggan. Demikian dikatakan Brie Carere, wakil presiden eksekutif FedEx yang juga kepala bagian pemasaran dan komuikasi.
Carere menambahkan, konsumen berusia di atas 65 tahun akhirnya pindah ke online. Namun dari perspektif e-commerce, ia tak dapat memastikan perilaku membeli ini (belanja online, red) akan terus berlangsung paska pandemi.
Untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan jasa pengiriman barang, terutama menyongsong libur akhir tahun, FedEx berencana menambah hingga 70 ribu pekerja musiman. Melonjak dari 55 ribu pekerja pada tahun lalu.
Demand Tinggi Selama Pandemi, Sony Genjot Produksi PS5
Banyak orang beralih memilih berbelanja secara online selama pandemi. Hal ini karena adanya kekhawatiran tertular virus corona jika harus berdesakan atau terlibat antrian panjang, sesuatu yang jamak terjadi ketika berbelanja di toko atau mal. Perubahan perilaku berbelanja ini justru menguntungkan perusahaan-perusahaan jasa pengiriman di tengah merosotnya aktivitas perekonomian global. (TON/AP)