Puspita Siap All Out Bantu Tarwi Wujudkan Obsesinya Nggowes Surabaya-Jakarta

Puspita Siap All Out Bantu Tarwi Wujudkan Obsesinya Gowes Surabaya-Jakarta
(Pebalap dua generasi yang saling support meski sudah lama pensiun sebagai atlet profesional, Puspita Mustika Adya dan Tarwi. Foto : TON/Rolasnews)
Rolasnews.com – Mantan pebalap nasional, Puspita Mustika Adya, walau awalnya sempat terkejut dengan niat Tarwi menggenjot sepeda Surabaya-Jakarta, menegaskan siap habis-habisan membantu seniornya itu mewujudkan obsesinya. Tak sekedar membantu persiapan, tapi juga mendampingi sepanjang perjalanan. Bila perlu, jadi tukang pijat dadakan bagi Tarwi pun siap ia jalani.

Sebagai sesama pebalap, Puspita bisa memaklumi niatan Tarwi bersepeda Surabaya-Jakarta di usianya yang hampir menyentuh kepala 8. Banyak kenangan di berbagai rute balap sepeda yang memorable dan tak bisa dihapus dari benak seorang pebalap. Tebaran kenangan-kenangan itu sesekali ingin dirasakan kembali dengan cara menapaktilasinya. Tentu saja menapaktilasinya dengan bersepeda, sebagaimana kenangan itu terbangun. Bukan dengan kendaraan lain.

Hal ini yang terkadang sulit dipahami orang lain.

Read More

“Pak Tarwi ini senior saya. Jauh sebelum saya jadi pebalap, beliau sudah puluhan kali mengikuti balapan melintasi jalanan di Pulau Jawa. Banyak memori di setiap tempat yang pernah disinggahinya dengan bersepeda. Jadi saya bisa maklum kalau suatu saat beliau ingin secara langsung mengenang kembali memori-memori itu. Dengan syarat, kondisinya masih memungkinkan ya,” kata Puspita di Malang, Selasa (1/9).

Di sisi lain, ia juga bisa memahami kekhawatiran pihak keluarga. Apalagi dua minggu lagi Tarwi genap berusia 79 tahun, usia yang sangat riskan untuk melakukan aktivitas fisik berat seperti bersepeda jarak jauh.

Namun dari beberapa kali bertemu atau saling menelepon, Puspita menambahkan, ia menangkap keinginan Tarwi untuk nggowes Surabaya-Jakarta sudah tidak bisa dihalang-halangi lagi.

Menurutnya, daripada nekad bersepeda sendirian jika dilarang, lebih baik Tarwi difasilitasi saja sekalian. Difasilitasi dalam hal ini adalah menyiapkan segala keperluan dan persiapan yang dibutuhkan. Termasuk mendampingi selama perjalanan mengayuh sepeda yang jaraknya mendekati 1.000 kilometer tersebut.

“Saya siap mendampingi Pak Tarwi selama perjalanan Surabaya-Jakarta. Baik sebagai techinal assistance, pelatih, pengatur rute, penghubung dengan komunitas balap sepeda, pencari sponsor, dan lain-lain. Bahkan, saya juga siap jadi tukang pijat pribadi beliau,” kata pebalap yang pernah berjaya di era 80-90-an tersebut.

Puspita Mustika Adya
(Puspita Mustika Adya siap all out mendampingi mentornya, Tarwi, mewujudkan obsesinya bersepeda Surabaya-Jakarta. Foto : TON/Rolasnews)

Ia menegaskan siap all out melakukan apa saja agar obsesi mantan mentornya itu bisa terwujud tetapi juga terjamin kelancaran dan keselamatannya.

“Beliau adalah pelatih profesional pertama saya di tahun 82. Ketika itu saya masih umur 17 tahun, masih mentah di balap sepeda. Berkat tangan dingin beliau, saya bisa jadi pebalap nasional. Nah, sekarang ini kesempatan saya untuk membalas jasa-jasa Pak Tarwi,” ujar Puspita.

“Kalau dulu beliau jadi pelatih, kali ini gantian saya yang melatih,” imbuhnya tergelak.

Jelang Ulang Tahunnya ke-79, Mantan Pebalap Nasional Rencanakan Bersepeda Surabaya-Jakarta

Pertemuan Tarwi dengan Puspita berlangsung siang kemarin di kediaman salah seorang putrinya di Malang. Seperti biasa, Tarwi lebih suka pergi ke Malang bersepeda. Begitu pula pulangnya ke Surabaya hari itu juga. Kali ini yang ia kayuh adalah sepeda Mosso-nya.

Pertemuan Tarwi-Puspita di Malang
(Pertemuan Tarwi dengan Puspita di rumah salah seorang putrinya di Malang. Salah satu yang dibicarakan dalam pertemuan itu adalah penentuan rute Surabaya-Jakarta. Foto : Ist/Riries)

Dalam pertemuan itu, banyak dibahas mengenai rute yang akan dilalui Tarwi bersepeda Surabaya-Jakarta. Rute-rute itu merupakan mixed (gabungan) jalur utara dan jalur selatan.

“Beda dengan balapan, pemilihan rute ini sesuai dengan kemauan Pak Tarwi sendiri. Saya hanya membantu memberikan alternatif pilihan. Juga tidak ada batasan waktu karena perjalanan bersepeda Surabaya-Jakarta ini lebih ke unsur napak tilas melintasi tempat-tempat penuh kenangan semasa beliau masih aktif membalap,” terang Puspita.

Dari perkiraannya, perjalanan Tarwi bersepeda Surabaya-Jakarta yang melewati jalur utara-selatan ini akan berlangsung 8 hari dengan jarak sekitar 1.000 km. Potong satu hari istirahat total, biasanya di hari kelima, maka sehari Tarwi rata-rata menggenjot sepedanya sejauh 150 km.

Jika terlaksana, ini adalah sebuah pencapaian luar biasa untuk seorang aki-aki berusia 79 tahun. (TON)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *