Rolasnews.com – Penduduk Pamplona, sebuah kota di utara Spanyol, beberapa hari lalu muncul mengenakan pakaian putih berstrip merah serta syal tradisional yang juga berwarna merah. Kemunculan mereka menandai awal Festival San Fermin yang, sayangnya, perayaannya tahun ini sangat dibatasi, bahkan boleh dibilang ditiadakan akibat pandemi COVID-19.
Festival San Fermin adalah festival tahunan yang digelar setiap tanggal 6 Juli hingga 14 Juli di Kota Pamplona. Walau memiliki banyak acara hiburan seperti pesta kembang api, konser musik, tari-tarian serta berbagai pertunjukkan tradisional lainnya. Akan tetapi yang paling ditunggu-tunggu di festival tersebut adalah atraksi “lari dikejar banteng” atau dalam bahasa lokal disebut Encierro.
Encierro menarik banyak wisatawan untuk mencobanya. Mencoba sensasi berlari dikejar enam banteng jantan di jalanan berkontur batu, sempit dan berkelok-kelok. Atraksi berbahaya ini setiap tahunnya rata-rata mencederai 200-an orang, baik itu karena diseruduk banteng maupun terinjak-injak. Namun hal ini tak membuat wisatawan serta penduduk setempat jera. Selalu saja ada ribuan orang nekad menguji adrenalin di atraksi yang dipopulerkan oleh penulis Ernest Hemingway di tahun 1926 dalam novelnya “The Sun Also Rises”.
Hanya saja pandemi Corona mengacaukan Festival San Fermin, tentunya termasuk atraksi Encierro, tahun ini. Pandemi yang menginfeksi ratusan ribu warganya serta merenggut lebih dari 28 ribu jiwa, memaksa Pemerintah Spanyol menerapkan lockdown di seluruh penjuru negeri. Kendati sudah dilonggarkan, kebijakan itu akhirnya merembet pula pada pembatasan ketat perayaan festival tahunan San Fermin di Kota Pamploma.
Menurut Joaquín Beloki, 33, penduduk setempat, tak semuanya harus disikapi muram. Ia mengatakan orang-orang masih bisa bersulang untuk mendoakan “kesehatan bagi semua yang belum tertular Virus Corona”.
Beloki sendiri bergabung bersama sekitar 400 warga lainnya di alun-alun pusat tempat di mana lebih dari 12 ribu pengunjung menyaksikan pembukaan Festival San Fermin. Mereka berkumpul di alun-alun balai kota pada pukul 8 pagi hari, tepat di saat roket yang dikenal dengan nama “Chupinazo” membuka festival selama 9 hari di masa-masa sebelum pandemi. Masyarakat yang bersuka cita dengan peluncuran roket tersebut biasanya merayakan dengan anggur merah dan minum sampanye.
Sayangnya di masa pandemi, tak ada perayaan semarak. Sebagai gantinya, hanya ada baliho besar bertuliskan #WeWillExperienceThem. Tulisan itu bermakna undangan untuk kembali bersuka cita di perayaan tahun depan.
25 Juni, Menara Eiffel Kembali Dibuka untuk Umum
Untuk mencegah pesta dadakan di bar atau di jalanan, ratusan aparat keamanan dikerahkan di tempat-tempat publik.
Walikota Pamplona, Enrique Maya, mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa keinginan untuk merayakan yang tidak tercapai di tahun 2020 akan ditebus di tahun 2021.
Juga ditayangkan sebuah video yang menampilkan gambar tenaga medis dengan pesan tegas.
“Kelakuan tidak bertanggung jawab satu hari sudah cukup untuk menghancurkan tiga bulan kerja keras setiap orang.”
Pesan tersebut dikaitkan dengan kebijakan lockdown yang diberlakukan Pemerintah Spanyol sepanjang pertengahan Maret hingga pertengahan Juni tahun ini.