Rolasnews.com – Alun-Alun atau Balai Kota Surabaya merupakan salah satu tempat favorit untuk dikunjungi warga Surabaya pada saat hari besar atau liburan. Apalagi kegiatan Car Free Day (CFD) setiap minggunya juga dipusatkan di sana, sehingga membuat warga tumplek blek di tempat yang menjadi jantung pemerintahan Kota Surabaya tersebut.
Pengunjung Balai Kota selama ini banyak yang datang untuk sekedar foto-foto atau menjajal aneka makanan yang dijual di sana. Hanya sedikit yang memanfaatkannya untuk mempromosikan usaha kuliner yang dijalaninya, termasuk bagi para alumni SMPN 12 Surabaya yang jumlahnya ribuan.
“Teman-teman alumni Rolas yang punya usaha kuliner, terbuka peluangnya dikenal masyarakat yang lebih luas dengan mendisplay usahanya di Balai Kota. Karena itu saya undang teman-teman ke sini sekalian untuk studi banding melihat-lihat ragam kuliner yang ada,” kata Dini Herawati, salah seorang Rholazer yang berinisiatif mengajak rekan-rekannya sesama alumni mempromosikan usaha mereka di Balai Kota Surabaya.
Dini menjelaskan hal ini sangat menguntungkan karena nantinya akan ada referensi nama yang memudahkan jika diteruskan dengan penjualan online via Gofood dan Grabfood atau Shopee Food.
“Nanti dari sana kita akan lanjutkan ke jalur acara Car Free Day dan bisa ikut di acara-acara pemkot lainnya,” lanjut Rholazer 93 itu.
Sementara untuk Rholazer lainnya yang berniat mempromosikan usaha kulinernya di Balai Kota, Dini mengatakan, tidak dipungut biaya alias gratis.
“Saya bantu. Cuma nanti kasih fee kebersihan 10 ribu saja. Itu untuk buang sampah makanan di masing-masing stand,” tuturnya.
Saat ini ada beberapa Rholazer yang memiliki stand di Balai Kota ada dua, yakni Eh Teh Agsan (94) dan Bakso Berkah Pipi Tembem milik Sandri (97).
Kunjungan ke UMKM usaha kuliner milik para alumni tersebut akan dilakukan berkelanjutan untuk memperkenalkan usaha mereka baik ke internal sesama alumni maupun ke masyarakat umum.
Dini berharap rekan-rekan alumni lainnya juga tergerak untuk ikutan meramaikan stand kuliner di Balai Kota sehingga usahanya bisa makin dikenal luas.
“Semua berawal dari usaha rumah tangga, home industry. Jadi ga harus langsung besar jadi depot atau resto. Ayo semangat, teman-teman,” tandasnya.
Selain nongkrong di Balai Kota, para alumni hari Sabtu kemarin juga meluangkan waktu mengunjungi Perpustakaan Surabaya. (*)