Pemerintah Optimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 8% di 2025

Pemerintah Optimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 8% di 2025
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan kepada awak media di Forum Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025. (Dok Kemenko Perekonomian)

Rolasnews.com – Indonesia menunjukkan ketahanan ekonomi yang solid di tengah ketidakpastian global. Karena itu, pemerintah optimis target pertumbuhan ekonomi 8% dapat tercapai pada tahun 2025.

Dalam forum Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memaparkan strategi Pemerintah Indonesia untuk mengatasi tantangan ekonomi global dan memastikan pertumbuhan yang inklusif serta berkelanjutan.

Read More

Airlangga menekankan bahwa fokus utama pemerintah saat ini adalah memperkuat fundamental ekonomi domestik. Hal ini dilakukan melalui pengelolaan inflasi, dorongan konsumsi, dan peningkatan investasi. Sektor manufaktur menjadi salah satu pilar yang terus didorong oleh pemerintah.

Menurutnya, meski dengan target investasi 30% dan ICOR (Incremental Capital Output Ratio) sekitar 6,5%, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan hanya mencapai 5%. Namun, jika produktivitas dapat ditingkatkan dan infrastruktur yang terhubung dengan daerah produksi terus dibangun, angka tersebut bisa lebih tinggi.

Dengan ICOR yang menurun ke angka 4 dan investasi mencapai 32%, target pertumbuhan 8% dapat tercapai.

Menko Airlangga menambahkan, pembangunan infrastruktur yang terkoneksi dengan pusat-pusat produksi, seperti pelabuhan, bandara, dan kawasan ekonomi khusus (KEK). Hal itu menjadi salah satu langkah penting.

KEK, menurutnya, menjadi formula untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di Asia Pasifik.

Pemerintah juga melakukan transformasi ekonomi melalui optimalisasi KEK. Hingga kini, investasi mencapai Rp242,5 triliun, dengan 24 KEK telah dikembangkan untuk mendukung hilirisasi dan industrialisasi.

Contohnya, KEK Gresik yang mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga dan menghasilkan 60 ton emas. Menjadi kunci dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan inklusif.

Selain sektor manufaktur, sektor pariwisata juga menjadi pilar penting dalam menciptakan pertumbuhan yang inklusif. Pemerintah menurunkan tarif tiket domestik sebesar 10% dan merencanakan pengembalian penerbangan langsung ke destinasi utama seperti Tanjung Kelayang, Labuan Bajo, dan Mandalika. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung.

Dalam hal transisi energi, pemerintah mempercepat adopsi energi terbarukan. Salah satunya adalah implementasi mandatory B35 yang akan di-upgrade menjadi B40 pada tahun depan.

Selain itu, pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF) menjadi bagian dari komitmen untuk mengurangi emisi karbon hingga 30 juta ton CO2 per tahun, yang sejalan dengan target global.

Perluas Kerjasama Internasional

Pemerintah juga memperluas jaringan kerjasama internasional melalui partisipasi aktif di berbagai forum seperti G20, APEC, ASEAN, IPEF, CPTPP, OECD, dan BRICS. Diplomasi ekonomi yang berhasil akan memperkuat posisi Indonesia di kancah ekonomi global.

Menko Airlangga menutup sambutannya dengan menegaskan bahwa seluruh upaya pemerintah bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan yang inklusif dan memperkuat daya saing ekonomi nasional.

Dengan target pertumbuhan 8%, pemerintah optimis Indonesia dapat menjadi salah satu ekonomi terbesar dunia pada 2045.

“Tentu optimisme dan dukungan media ini menjadi penting. Karena dari berbagai prioritas, Bapak Presiden melalui Asta Cita, kita lihat bahwa secara singkat ketahanan energi, ketahanan pangan, itu menjadi program utama, ditambah makanan bergizi. Ini sudah menjadi global agenda, dan dirasa apa yang dilakukan Pemerintah ini sudah tepat. Ini merupakan investasi SDM Indonesia ke depan,” pungkas Airlangga. (RED)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *