Rolasnews.com – Pemerintah menyadari pentingnya infrastruktur kilang itu. Bahkan, dalam satu rapat terbatas, Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan tegas agar memfasilitasi investor di sektor petrokimia untuk dapat diberikan insentif investasi tax holiday.
“Ini menandakan keseriusan pemerintah untuk merealisasikan mimpi membangun kilang minyak sendiri,” kata Presiden beberapa waktu lalu.
Pada awal 2020, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pun turun langsung menangani pembebasan lahan proyek tersebut dengan menggandeng Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Tuban, serta Pertamina.
Kilang Tuban sendiri diperkirakan bakal memberi tambahan pasokan untuk kebutuhan BBM, LPG, dan Petrokimia berkualitas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dengan kapasitas sebesar 300,000 barel per hari, Kilang Tuban juga dapat memperkuat ketahanan, kemandirian dan kedaulatan energi nasional, sehingga tidak lagi tergantung dengan impor.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan proyek kilang minyak, baik kilang baru (Grass Root Refinery/ GRR) maupun ekspansi (Refinery Development Master Plan/ RDMP) sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 109 tahun 2020.
Bagaimana pembangunan dan dampaknya terhadap COVID-19, Pertamina telah berkomitmen proyek kilang minyak Pertamina kini masih berjalan sesuai dengan target meski kini diterpa pandemi COVID-19. Pertamina pun akan berusaha mempercepat penyelesaian proyek kilang tersebut.
Pertamina-Rostneft Segera Mulai Pembangunan Kilang Minyak Tuban
Misalnya, kemajuan dari proyek kilang RDMP Balikpapan, termasuk di area Lawe-Lawe yang saat ini perkembangan pembangunan fisiknya telah mencapai 24,3% per 3 Desember 2020. Proyek RDMP Balikpapan fase 1 ini ditargetkan rampung pada 2023, sementara untuk fase 2 ditargetkan selesai pada 2025.
Menurut rencana, bila sudah rampung kilang Balikpapan akan mampu meningkatkan pengolahan minyak mentah dari sebelumnya 260.000 barel per hari (bph) menjadi 360.000 bph. Proyek kilang RDMP Balikpapan juga akan meningkatkan kualitas produk BBM menjadi berstandar Euro V.
Adapun total BBM yang dihasilkan dari proyek RDMP Balikpapan ini akan meningkat menjadi 300.000 bph dari saat ini sekitar 150.000 bph, terdiri dari gasoline (bensin) dari 37.000 bph menjadi 142.000 bph dan produk diesel meningkat dari 115.000 bph menjadi 159.000 bph.
Tantangan pengelolaan kilang di tengah pandemi tak dipungkiri cukup sulit karenanya perlu diapresiasi. Pengelolaan energi nasional tidak bisa lagi asal-asalan. Pertamina harus bisa lebih efisien dalam operasional mereka sehingga ketahanan energi pun bisa terwujud. (TON/*)