Gairahkan Perekonomian, Wawali Minta TPID Lakukan Konsolidasi dan Pemetaan

Gairahkan Perekonomian, Wawali Minta TPID Lakukan Konsolidasi dan Pemetaan
(Piagam penghargaan dari Pemerintah Pusat, secara simbolis oleh Pimpinan BI Wilayah Malang, Azka Subkhan diserahkan pada Wakil Walikota Malang. Foto : ANC/Rolasnews)
Rolasnews.com – Inflasi tahun kalender atau kumulatif mulai Januari hingga Oktober 2020 di Kota Malang tercatat sebesar 0,77 persen, dan Inflasi Year on Year (YoY) sebesar 1,22 persen. Sebuah kondisi ekonomi yang dinilai Wakil Walikota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, masih belum bergairah. Karenanya, Edi meminta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk segera melakukan konsolidasi dan pemetaan agar perekonomian di Kota Malang bisa kembali bergairah. 

“Tugas daripada TPID itu bagaimana mewujudkan tingkat angka inflasi khususnya menghadapi hari natal dan tahun baru supaya lebih baik lagi, lebih bersemangat, lebih dan bergairah. Walaupun tidak bisa langsung, tetapi harus bertahap semuanya dipersiapkan,” ujarnya saat memberikan pengarahan di Atria Hotel Malang, Rabu (25/11).

Menurutnya, personel TPID harus mulai menyamakan wawasan, bukan hanya untuk mengendalikan, kalau bisa justru menggairahkan kondisi yang ada saat ini. Terlebih, tantangan di akhir tahun, ada faktor libur yang panjang, kemudian ada juga faktor cuaca, dan ketersediaan daripada bahan-bahan yg ada.

Read More

“Tantangannya harus dipetakan, hambatannya apa, peluangnya apa. Kemudian hal tersebut bisa disarankan kepada kepala daerah untuk mengambil kebijakan,” terangnya.

Wawali Malang, Sofyan Edi Jarwoko
(Wakil Walikota Malang, Sofyan Edi Jarwoko. Foto : ANC/Rolasnews)

Tidak kalah penting, menurut Edi adalah juga mengidentifikasi komoditas-komoditas yang berpotensi bisa mengangkat ekonomi lebih gairah lagi. Sebab kondisi yang terjadi sekarang ini yakni ketersediaan melimpah, tapi daya belinya kurang.

“Garis bawahnya adalah tetap yang menjadi faktor utamanya adalah kesehatan. Di mana disiplin pakai masker, protokol kesehatan untuk mencuci tangan maupun jaga jarak itu menjadi hal yang utama. Dan pemulihan ekonomi ke depan menjadi prioritas utama disamping jaring pengaman sosial kepada yang benar-benar kena dampak,” tandasnya.

Pasar Rakyat Online Katrol Pertumbuhan Ekonomi di Kota Malang

Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Azka Subkhan Amirruridho, menyebutkan, agar daya beli masyarakat bisa meningkat, maka Bantuan Sosial (Bansos) harus digelontorkan dan dilaksanakan dengan sebaik baiknya kepada masyarakat yang benar-benar berhak menerima.

Menurutnya, di kondisi saat ini, orang-orang disektor informal pendapatannya berkurang, ada yang dirumahkan bahkan di PHK.

“Jawabannya ya bansos untuk meningkatkan daya beli. Ada sekitar Rp 700 triliun yang digunakan pemerintah mulai dari aspek kesehatan, perlindungan sosial, UMKM juga dapat bansos Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” sebutnya.

“Jadi dengan bansos itu daya beli masyarakat bisa naik, sektor ekonomi juga akan terbangun. Sekarang ini kalau jualan tidak ada yang beli gimana, hotel juga susah,” imbuhnya.

Lebih lanjut menurut Azka, untuk menggeliatkan kembali ekonomi, tidak perlu dilakukan sidak, operasi pasar, karena jangan sampai mendatangkan kerumunan.

“Sekarang itu yang harus dilakukan seperti mengadakan pameran UMKM secara terbatas dengan penerapan protokol kesehatan akan bisa menumbuhkan ekonomi. Kemudian kegiatan yang kita lakukan sekarang di sini juga mendukung perhotelan. Kita makan ada katering yang dapat order, kita minum pedagang minuman sehingga ada efek multi player dari kegiatan seperti ini,” pungkasnya. (ANC)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *