Rolasnews.com – Jumlah korban meninggal akibat wabah Corona di Amerika Serikut terus bertambah dengan cepat. Hingga Sabtu (11/4) waktu setempat, dilaporkan korban jiwa COVID-19 di negara itu telah mencapai 20.463 atau melampaui Italia dengan angka kematian 19.468.
Kasus positif COVID-19 di AS adalah yang terbanyak di dunia, yakni lebih dari setengah juta jiwa. AS juga adalah negara pertama yang melaporkan lebih dari 2.000 kematian dalam 24 jam akibat pandemi.
Sekitar separuh dari total jumlah kematian di AS terjadi di Negara Bagian New York. Hari Sabtu, dilaporkan tambahan korban jiwa sebanyak 783.
Meski pasien positif yang dilarikan ke rumah sakit menunjukkan sedikit angka penurunan karena diterapkannya lockdown dan social distancing, namun Gubernur New York, Andrew Cuomo, mengatakan angka-angka itu sebagai “mengerikan”.
Di Midwes AS yang meliputi 12 negara bagian, penyebaran wabah yang cepat membuat para pemimpin di wilayah tersebut menerapkan kebijakan yang lebih ketat.
Gubernur Michigan mempepanjang perintah tetap tinggal di rumah dengan ketentuan baru : Orang yang memiliki lebih dari satu rumah tidak diijinkan hilir mudik dari satu rumah ke rumah lainnya.
Di Kansas, Mahkamah Agung negara bagian masih mempertimbangkan kebijakan Gubernur Laura Kelly (Demokrat) yang melarang layanan keagamaan dan pemakaman melibatkan lebih dari 10 orang. Kebijakan tersebut ditentang anggota parlemen lokal dari Partai Republik.
Sementara Walikota Louisville (Kentucky) melarang warganya menghadiri perayaan terbuka Paskah demi menghentikan penyebaran dan menekan jumlah korban jiwa COVID-19.
Baca Juga : 16,8 Juta Pekerja AS Kehilangan Pekerjaan Akibat Wabah Corona
Dua minggu sebelumnya, Presiden Donald Trump mengatakan ingin melunakkan pembatasan khusus pada minggu perayaan Paskah. Namun Jumat lalu, ia membatalkan keinginannya itu dan mengatakan tetap dengan kebijakan membatasi pergerakan penduduk hingga situasi betul-betul kembali normal.