Rolasnews.com – Keputusan menggelar Olimpiade Tokyo 2020 tanpa penonton berbuntut panjang. Raksasa otomotif Jepang Toyota yang menjadi salah satu partner terbesar dalam penyelenggaraan Olimpiade, memilih menarik iklan TV-nya, beberapa haris sebelum pembukaan olimpiade. Padahal, sebagai sponsor utama Olimpiade Tokyo, Toyota, sudah jauh-jauh hari menyiapkan kampanye iklan bertema “Start Your Impossible”. Bahkan, iklan tersebut sudah mereka gaungkan sejak awal 2018.
Fakta minimnya dukungan publik Jepang untuk Olimpiade menjadi penyebabnya. Sekitar dua pertiga masyarakat Negeri Matahari Terbit itu meragukan Olimpiade bisa bergulir dengan sukses selama pandemi COVID-19.
Seperti jajak pendapat yang dilakukan salah satu media lokal Jepang, Asahi Shimbun. Total 68 responden meragukan kemampuan penyelenggara Olimpiade (TOGOC) mengendalikan penyebaran virus corona.
Sementara itu, 55 persen responden di antaranya mengatakan bahwa mereka menentang Olimpiade yang akan berlangsung.
Dari survei telepon tiga perempat dari 1.444 orang responden setuju dengan keputusan melarang penonton dalam acara ini.
Karena itu, Toyota pun memutuskan untuk menarik iklannya di TV-TV Jepang yang terkait Olimpiade. Bahkan, CEO Toyota Motor Corp Akio Toyoda dan petinggi Toyota yang lainnya juga dikabarkan takkan menghadiri opening ceremony di Olympic Stadium,Tokyo, Jumat petang waktu setempat (23/7).
’’Memang benar Toyota takkan menghadiri upacara pembukaan, dan keputusan tersebut dibuat dengan mempertimbangkan berbagai faktor. Termasuk dengan tidak adanya penonton,’’ sebut salah seorang juru bicara Toyota.
’’Kami tak akan menayangkan iklan apapun yang terkait dengan Olimpiade di Jepang,’’ sambung juru bicara tersebut.
Baca Juga :
Jackson GOT7 Bintangi Video Promosi Untuk Olimpiade Tokyo
Keputusan Toyota menarik iklan-iklannya disinyalir bakal berimbas dengan penyandang dana lainnya.
60 perusahaan Jepang yang telah membayarkan lebih dari USD 3 miliar (Rp 43,5 triliun) untuk hak sponsorship Olimpiade 2020, kini dalam posisi dilematis. Mereka sangsi produk mereka akan berhasil promosinya saat potensi suram promosi Olimpiade tanpa penonton.
Sebagai sponsor utama Olimpiade Tokyo, perusahaan yang bermarkas di Kota Toyota, Prefektur Aichi, itu sebenarnya sudah banyak berkontribusi dalam persiapan event olahraga terbesar sejagad itu. Konon, Toyota telah menyiapkan 2.700 unit mobil untuk layanan transportasi kontingen.
Toyota pun juga sudah menyiapkan robot-robot yang akan bertugas membantu ofisial di arena pertandingan. Baik dalam ajang Olimpiade atau Paralimpik.
Robot yang bertipikal Field Support Robot (FSR) itu bisa mengambil obyek yang dilempar di dalam cabang olahraga (cabor) atletik. Seperti lembing dan cakram.
Uniknya, dengan kontraknya yang sudah berakhir pada 2025 mendatang, artinya ajang di kandang Toyota sendiri di Jepang ini jadi kali terakhir mereka bermitra dengan Olimpiade. Nilai kerjasama yang diteken pada 2015 itu sebesar US$ 835 juta (Rp 12,1 triliun).
Tanggapan penyelenggara olimpiade
Bisakah Jepang menggelar Olimpiade 2020 di tengah pandemi COVID-19 yang meningkat di Tokyo belakangan ini? Apalagi Tokyo sudah kali keempat berada di bawah keadaan darurat. Menggelar acara yang mengundang puluhan ribu atlet, pejabat, dan jurnalis dari luar negera bisa mempercepat tingkat infeksi di Tokyo.
Baca Juga :
Bahkan dikhawatirkan lebih parah dari empat gelombang sebelumnya. Januari lalu adalah masa paling mematikan. Akhir pekan kemarin, angka infeksi di Tokyo mencapai 1.410. Angka tertinggi sejak awal tahun. Dalam lima hari beruntun, angka infeksinya bisa di atas 1.000 orang.
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach hanya bisa berharap warga Tokyo menyambut Olimpiade begitu kompetisi dimulai 23 Juli besok. Terutama ketika atlet-atlet Jepang dapat memenangi medali.
“Kami akan terus bekerja sama dengan penyelenggara seperti pemerintah Metropolitan Tokyo. Tokyo 2020, dan IOC supaya bisa memastikan lingkungan kami aman dan terjamin saat Olimpiade,” ujar juru bicara pemerintah dalam hal ini Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato. (YMP)