Rolasnews.com – Musisi sekaligus komposer Jepang, Keigo Oyamada mengajukan pengunduran diri dari tim kreatif upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, Senin (19/7). Pengunduran diri ini menyusul pengakuannya pernah melakukan perundungan kepada anak-anak disabilitas puluhan tahun silam.
Skandal perundungan ini, menurut mayoritas masyarakat Jepang, adalah hal yang tak pantas dilakukannya sebagai salah satu tim kreatif di Olimpiade Tokyo 2020 dan Paralympic.
Keputusan Oyamada diambilnya setelah banyaknya kecaman di media sosial. Permintaan maafnya pun tak meredakan hujatan terhadap dirinya.
Pria berusia 52 tahun ini juga sempat menyatakan bahwa dirinnya sangat menyesal karena sudah bergabung dengan tim kreatif Olympiade dan Paralimpiade dengan mengatakan bahwa ‘ia telah membuat banyak orang merasa tidak nyaman”.
Penyelenggara Olimpiade menyatakan bahwa komposisi empat menit gubahan Oyamada di awal Olimpiade akan dihapus. Mereka menyatakan bahwa tindakan komposer Jepang itu benar-benar tidak dapat ditolerir.
Namun demikian, sebenarnya panitia penyelenggara masih mengizinkan Oyamada untuk tetap bergabung karena ia sudah meminta maaf. Hanya saja mereka akhirnya memilih untuk menerima pengundaran diri Oyamada.
Musisi yang lebih dikenal dengan nama Cornelius ini juga tidak akan terlibat dalam upacara pembukaan Paralimpiade yang akan digelar 24 Agustus 2021 mendatang. Hal ini diungkapkan oleh CEO Olimpiade Tokyo 2020, Toshiro Muto.
Baca Juga :
Jackson GOT7 Bintangi Video Promosi Untuk Olimpiade Tokyo
Pengunduran diri musisi ternama ini menyusul kontroversi atas pengakuannya di sebuah majalah yang terbit di era 90an lalu, yaitu “Rockin’On Japan” edisi Januari 1994 dan majalah “Quick Japan” edisi Agustus 1995.
Saat itu ia mengaku bahwa ia sering melakukan perundungan terhadap teman-temannya semasa kecil. Pengakuan dari tindakan yang dilakukan beberapa dekade lalu tersebut ternyata mendorong banyak orang untuk memintanya mundur dari penyelenggaraan Olimpiade Tokyo.
Tuntutan banyak orang tersebut terkait dengan ucapan Oyamada yang mengatakan bahwa ia sering melakukan perundungan terhadap teman-teman sekelasnya yang cacat ‘tanpa nada penyesalan.’
Tuntutan netizen semakin marak di Twitter, beberapa hari sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo.
“Tidak mungkin seseorang yang sudah melakukan perundungan kepada teman sekelas yang mengalami disabilitas diizinkan sebagai salah satu tim kreatif Paralimpiade,” adalah salah satu cuitan di Twitter.
Cuitan lain menyebutkan bahwa penyelenggara pertandingan tidak belajar dari skandal masa lalu dalam menyeleksi tim kreatif.
Oyamada sendiri sebenarnya sudah meminta maaf di Twitter. Ia berharap dapat menghubungi orang yang pernah dirundungnya dan meminta maaf.
Ia mengatakan saat melakukan perundungan itu ia ‘belum dewasa’. Karena rasa bersalahnya itu pula sampai saat ini Oyamada belum mencari korban perundungannya tersebut. (TT)