Rolasnews.com – Guna meningkatkan minat belajar sekaligus mengurangi ketergantungan anak pada gadget, Alfamart menyerahkan bantuan berupa 500 paket buku tulis bagi anak-anak di Kampung Sinau yang berlokasi di Jalan Simpang Ranu Grati, Sawojajar, Kedungkandang, Kota Malang.
Corporate Communication Regional Manager PT. Sumber Alfaria Trijaya, M Faruq Asrori mengatakan, bantuan buku tulis tersebut sebenarnya berasal dari donasi para konsumen Alfamart yang dengan ikhlas menyisihkan sedikit uangnya untuk membantu sesama.
“Bantuan ini sebenarnya merupakan donasi dari konsumen melalui uang kembalian yang biasanya senilai 100-200 rupiah itu dikumpulkan, kemudian kita kerjasamakan dengan Yayasan Mizan Amanah untuk diwujudkan dalam bentuk bantuan buku tulis,” jelasnya, Sabtu (12/6).
Menurutnya, buku tulis tersebut dibagikan kepada lebih dari 100 anak di Kampung Sinau. Faruq berharap, melalui bantuan tersebut mampu membangkitkan kembali semangat belajar anak sehingga dapat mengurangi fokus mereka pada gadget.
“Sekarang banyak anak-anak yang hanya fokus dengan gadget sehingga jiwa sosialnya berkurang. Tapi jika mereka bisa kembali belajar bersama dan berinteraksi, maka jiwa sosialnya akan kembali tumbuh,” tuturnya.
Ditambahkan Faruq, selain dengan Mizan Amanah, pihaknya juga kerap bekerjasama dengan beberapa Yayasan dalam menyerahkan bantuan, diantaranya LazisMU, LazisNU dan Bahrul Maghfiroh Cinta Indonesia, imbuhnya.
Baca Juga :
Bupati Malang Resmikan Rumah Sedekah NU
Sementara itu, Ketua RW 06, Kelurahan Sawojajar, Catur Edi Widodo, mengaku bahwa sejauh ini baru Alfamart yang memberikan bantuan kepada Kampung Sinau sejak pandemi. Karenanya ia mewakili warga menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Alfamart yang telah memberikan bantuan.
“Melalui bantuan ini kami ingin mengubah kebiasaan anak-anak yang biasanya main gadget itu, dirubah supaya dia bisa berinteraksi dengan sesama temannya dan mengurangi waktu bermain dengan gadgetnya,” ujarnya.
Sesuai dengan tujuan awal dibentuknya Kampung Sinau yang didirikan sejak 2017 tersebut, yakni ingin mengurangi intensitas anak-anak mengoperasikan gadget.
“Di sini kita bermain dan belajar. Terutama permainan tradisional hingga belajar mewarnai. Karena kami ingin mengubah kebiasaan anak-anak yang biasa bermain gadget saja, bisa kembali berinteraksi dengan sesama temannya,” tandasnya. (ANC)
