Rolasnews.com – Konektivitas digital yang semakin meningkat menjadikan masyarakat mau tidak mau harus adaptif dan responsif, terutama dari sisi pemahaman tren dan penguasaan perangkat teknologi. Terlebih di masa pandemi, banyak keterampilan digital atau digital skills yang diperlukan agar mampu bertahan dalam cepatnya penetrasi teknologi dalam kehidupan sehari-hari.
Sayangnya, kompleksitas masyarakat Indonesia membuat proses pengembangan keterampilan (skill upgrading) menjadi tantangan pengembangan SDM Indonesia secara umum. Bahkan dalam survei IMD World Digital Competitiveness tahun 2019, daya saing Indonesia masih berada di peringkat 56 dari 63 negara. Angka ini termasuk rendah dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN.
Karenanya, dengan menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI, perusahaan penyedia layanan web-hosting Niagahoster menggelar diskusi Media Meet-Up bertajuk ‘Menuju Transformasi Digital: Persiapkan Digital Skills Masyarakat’ guna membahas upaya-upaya dari Niagahoster dan pemerintah dalam upaya meningkatkan digital skills masyarakat.
Disampaikan, Direktur Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Dr. Ir. Bonifasius Wahyu Pudjianto, M.Eng, saat ini pemerintah tengah melakukan percepatan transformasi digital. Mulai dari perluasan akses, infrastruktur, percepatan integrasi Pusat Data Nasional, pembuatan roadmap di berbagai sektor.
Tidak hanya itu, Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia juga harus segera disiapkan agar proses transformasi tidak terhambat dan mendatangkan manfaat bagi kemajuan bangsa.
Menurutnya, saat ini tercatat ada 202,6 juta pengguna internet di Indonesia, dimana 96% pengguna mengakses internet menggunakan mobile devices.
“Dari jumlah tersebut, ada 170 juta pengguna aktif berbagai platform media sosial, dengan rata-rata penggunaan 8 jam 52 menit setiap harinya. Sehingga bisa dikatakan bahwa masyarakat Indonesia termasuk yang paling aktif bermedia sosial,” ucapnya.
Angka ini merupakan indikasi bahwa masyarakat Indonesia sudah familiar dengan perangkat digital. Hanya saja Boni mengatakan, tantangannya adalah bagaimana meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia.
“Literasi digital merupakan basic skill yang diperlukan agar masyarakat semakin cerdas membuat dan mengolah informasi yang beredar di dunia maya,” tuturnya.
Pemerintah telah mempersiapkan berbagai program pengembangan untuk masing-masing lapisan masyarakat. Mulai dari program basic peningkatan literasi digital dengan Siberkreasi, level intermediate dengan Digital Talent Scholarship (beasiswa untuk belajar kemampuan teknis), hingga level advanced berupa Digital Leadership Academy.
“Kita masih memiliki target memenuhi 9 juta kebutuhan talenta digital sampai 15 tahun mendatang. Program ini adalah upaya untuk melakukan scale-up bagi talenta digital di Indonesia,” jelasnya. .
Sementara dikatakan Ayunda Zikrina, Head of Brand & Market Development Niagahoster, bagi pemilik bisnis dan UMKM ternyata cukup banyak tantangan yang dihadapi.
Laporan Niagahoster Business Online Survey 2021 kepada klien pemilik bisnis Niagahoster mengungkapkan, 26,09% pemilik bisnis kesulitan menjalankan bisnis online karena persaingan yang ketat, dan 22,83% karena kurang pengetahuan tentang digital marketing.
“Pemilik bisnis yang belum menguasai digital skills tentu akan mengalami kesulitan bersaing di era digital.” ujar Ayunda.
Pemerintah Berkomitmen Bangun Potensi Ekonomi Digital Indonesia
Karenanya menurut Ayunda untuk mendorong transformasi digital secara nasional, diperlukan dorongan dari dua arah yakni dari pemerintah dan swasta, serta masyarakat itu sendiri.
Pemerintah dibantu sektor swasta, perlu menciptakan ekosistem digital yang lebih maju dari sisi infrastruktur dan kebijakan, di sisi lain masyarakat perlu secara aktif beradaptasi.
“SDM di sektor perekonomian yang berupa pemilik bisnis, UMKM, dan start-up juga tidak boleh lepas dari perhatian pemerintah dan swasta,” ucapnya.
Sebagai perusahaan IT dengan klien terbesar dari kalangan pemilik bisnis dan UMKM, Niagahoster secara khusus menginisiasi program program pengembangan (Niagahoster Development Programs) untuk pemilik bisnis, mahasiswa IT, dan masyarakat umum.
“Ada 3 program pengembangan yang kami siapkan: Etalase Digital, WP Pro Course, dan Digital Marketing Course. Ketiganya terbuka untuk umum dan saat ini Niagahoster telah meluluskan 246 orang lulusan dari ketiga program tersebut,” terangnya.
Ayunda berharap, adanya program pengembangan tersebut dapat membantu masyarakat mendapatkan manfaat positif dari internet.
“Ke depannya, Niagahoster ingin membuka lebih banyak kelas keterampilan digital yang dapat diakses secara gratis oleh seluruh masyarakat Indonesia,” pungkasnya. (ANC)