Tsunami COVID-19 di India Kian Mengerikan

Tsunami COVID-19 di India Kian Mengerikan
(Kremasi tanpa jedah dan seringkali dilakukan di sembarang tempat terhadap mayat-mayat korban virus corona yang terus berjatuhan di India. Photo Courtesy : New York Times)
Rolasnews.com – Lonjakan tsunami COVID-19 di India makin mengerikan. Korban terus berjatuhan dan membanjiri rumah sakit, kamar mayat, dan krematorium.

Seperti diberitakan Reuters, awal Mei ini India mencatatkan rekor kenaikan harian kasus infeksi virus corona mencapai 401.993 kasus baru.

Angka kasus COVID-19 baru yang terus melonjak ini terjadi saat India membuka upaya vaksinasi corona besar-besaran untuk populasi usia 18-45 tahun. Ini adalah pertama kalinya jumlah kasus harian mencapai 400.000 kasus setelah selama 10 hari bertutut-turut dan mencatatkan infeksi harian 300.000 kasus.

Read More
Link Banner

Menurut kementerian kesehatan federal, kematian akibat COVID-19 di India juga melonjak menjadi 3.523 kasus selama 24 jam terakhir yang menjadikan total korban meninggal karena COVID-19 di India telah mencapai 211.853 kasus.

Sementara  banyak keluarga  yang saling berebut untuk mendapatkan obat-obatan dan oksigen yang semakin langka.

Di rumah sakit Batra New Delhi dilaporkan bahwa delapan orang termasuk dokter meninggal pada hari Sabtu setelah fasilitas tersebut kehabisan oksigen.

Kehabisan suplai tabung oksigen di India
(Rumah sakit pun terpaksa menolak pasien karena kehabisan suplai tabung oksigen. Photo Courtesy : Getty Images)

Dilaporkan juga, tampak ratusan orang mengantri untuk dapat divaksinasi di beberapa wilayah seperti Odisha Timur yang telah menerima kiriman vaksin 150.000 suntikan, dan seluruh wilayah Ahmedabad, kota komersial utama di negara bagian asal Perdana Menteri Narendra Modi, di Gujarat pada akhir pekan ini.

Berbagai kekacauan pun terjadi di negara asal Taj Mahal tersebut akibat lonjakan kasus COVID-19 yang tak terkendali. Banyak obat-obatan dan oksigen yang dijual sangat mahal di pasar gelap. Pemerintah dituding tidak siap menghadapi parahnya tsunami COVID-19 gelombang kedua ini.

Beberapa ahli menyalahkan perayaan keagamaan massal dan demonstrasi politik sebagai penyebab parahnya serangan virus gelombang kedua dan menyebabkan tsunami COVID-19 di India.

Sebuah forum penasehat ilmiah yang dibentuk oleh pemerintahan Modi telah memperingatkan para pejabat India sejak awal Maret tentang munculnya varian baru virus corona yang lebih menular dari virus Sars-Cov-2 sebelumnya. Hal itu disampaikan lima ilmuwan yang merupakan bagian dari forum tersebut kepada Reuters.

Meskipun telah ada peringatan, pemerintah federal tidak berusaha memberlakukan pembatasan besar-besaran untuk menahan penyebaran virus. Jutaan warga menghadiri pertemuan keagamaan dan rapat umum pemilihan yang diadakan oleh Modi pemimpin Partai Bharatiya Janata yang berkuasa. Bahkan banyak massa yang datang menghadiri forum tersebut tidak menggunakan masker.

Akibat  tsunami COVID-19 di India dan munculnya mutasi virus corona baru B.1.617 yang lebih cepat menular, banyak negara mulai memberlakukan pembatasan perjalanan baru yang ketat dari dan menuju India.

Perayaan agama di India penyebab tsunami COVID-19
(Perayaan keagamaan di India yang mengabaikan protokol kesehatan dituding menjadi penyebab utama melonjaknya kasus COVID-19 di India. Photo Courtesy : AFP)

Akibat Lonjakan Kasus COVID-19, AS Perketat Perjalanan dari dan ke India

Presiden AS Joe Biden sejak Jumat lalu telah melarang sebagian besar warga non AS memasuki Amerika Serikat.

Pejabat Australia memutuskan bahwa penduduk dan warga negara yang telah berada di India dalam waktu 14 hari, sejak tanggal mereka berencana untuk pulang akan dilarang memasuki Australia mulai Senin dan mereka yang tidak patuh akan dituntut denda dan penjara.

Selain itu, sejumlah negara seperti Inggris, Jerman, Italia dan Singapura, Kanada, Hongkong, Selandia Baru dan Indonesia juga telah menangguhkan semua perjalanan komersial menuju dan dari India. (AZP)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *