Rolasnews.com – Liburan jelang Tahun Baru China atau Imlek, biasanya merupakan masa-masa sibuk bagi bisnis bunga di Hong Kong. Perayaan Imlek selalu semarak dengan aneka bunga plum, anggrek, bakung di kios-kios atau tempat penjualan bunga. Namun kemeriahan yang sama tidak akan terjadi di tahun ini. Pandemi serta pembatasan aktivitas masyarakat di banyak negara, membuat lesu geliat pasar bunga di Hong Kong menyambut Imlek.
Secara tradisional, pekan raya Tahun Baru Imlek, dikenal sebagai “pasar bunga” dalam bahasa Kanton, digelar sebelum liburan. Ribuan toko bunga dan penjual pernak pernik barang yang berkaitan dengan perayaan tersebut mudah dijumpai di berbagai tempat.
Hanya saja tahun ini Pemerintah Hong Kong menerapkan pembatasan ketat pada pasar-pasar musiman ini. Aktivitas jual beli diberlakukan dengan kapasitas separuh dan jam operasional yang lebih singkat.
Kebijakan ini tentu saja memicu kekhawatiran dari pemilik pertanian bunga seperti Yeung Siu-lung. Pemilik salah satu pertanian anggrek terbesar di Hong Kong itu mengatakan untuk perayaan Imlek tahun ini, jauh-jauh hari ia telah mempersiapkan lebih dari 30 ribu pot anggrek di 10 greenhouse di New Territories yang berada di pinggiran Hong Kong.
Yeung, yang sebelumnya berencana menjual produk anggreknya di 16 stan di pasar bunga, kini terpaksa mengubah strategi pemasaran. Ia akan lebih aktif menjualnya secara online. Juga mendorong pembeli untuk datang langsung mengunjungi pertanian anggreknya.
Dari tahun ke tahun, Imlek selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu sejumlah bisnis di Hong Kong, khususnya bisnis ritel. Mereka akan jor-joran menawarkan obral besar untuk barang-barang pelengkap perayaan seperti makanan ringan khas yang hanya ada saat Imlek, hadiah, dekorasi rumah berikut bunganya, dll.
Menurut analis bisnis Francis Lun, dikutip dari Associated Press, hanya dari perayaan Imlek saja, kebun bunga seperti yang dikelola Yeung bisa menghasilkan keuntungan tak kurang dari 50 persen.
Festival San Fermin Tahun Ini Tanpa Adegan Kejar-Kejaran dengan Banteng
Hal itu diamini Pinky Chan, salah satu pelanggan setia Yeung.
Chan rela mengemudi lebih dari satu jam ke kebun Yeung hanya untuk membeli anggrek. Ia menganggap tetap penting menciptakan suasana meriah meski di tengah pandemi.
“Sebagai orang China, kami akan merasa sangat senang apabila rumah kami dipenuhi warna merah dan hijau selama Tahun Baru Imlek,” ujarnya.
“Pandemi memang menyusahkan. Kami jadi sulit bertemu dengan keluarga. Karena itu saya berharap dengan membeli pot bunga untuk orang tua dapat membuat mereka merasa lebih bahagia,” tegas Chan. (TON)