Naiknya Suhu 2 Derajad Celcius Lepas Miliaran Ton Karbon Tanah

Naiknya Suhu 2 Derajad Celcius Lepas Miliaran Ton Karbon Tanah
(Pemanasan global memicu lepasnya miliaran ton karbon tanah yang berfungsi sebagai penyubur tanah sekaligus mengurangi dampak dari perubahan iklim. Foto : Istockphoto)
Rolasnews.com – Ketika iklim bumi menghangat 2 derajad Celcius, diperkirakan akan melepaskan 230 miliar ton karbon tanah dari dalam bumi.

Demikian hasil penelitian yang diterbitkan awal pekan ini di Jurnal Nature Communications. Menurut penelitian tersebut, kenaikan suhu global mempercepat laju dekomposisi dan mengurangi jumlah waktu karbon yang tersisa di dalam tanah.

Hal ini terlihat dari simulasi yang dilakukan para penelilti di Universitas Exeter, Inggris. Ketika mereka memeragakan efek pemanasan global pada dekomposisi dan “perputaran karbon tanah” (jumlah waktu yang dihabiskan karbon di dalam tanah), mereka mendapati pemanasan 2 derajad Celcius akan memicu pelepasan ekstra sekitar 230 miliar ton karbon tanah.

Read More

“Penelitian kami mengesampingkan proyeksi yang paling ekstrim. Meski begitu, tetap menunjukkan lenyapnya karbon tanah yang substansial akibat perubahan iklim yang naik 2 derajad Celcius saja. Ini bahkan tidak termasuk hilangnya karbon permafrost yang lebih dalam,” kata Sarah Chadburn, salah seorang anggota ilmuwan di Exeter.

Chadburn juga menjadi co-author di penelitian tersebut.

Untuk membuat model prediksi mereka, para peneliti memperbaharui Earth System Models dengan data observasi baru yang berhubungan dengan laju dekomposisi di dalam tanah.

“Kami meneliti keterkaitan karbon tanah dengan suhu di berbagai tempat di bumi untuk mengetahui kepekaannya terhadap pemanasan global,” ujar Rebecca Varney yang memimpin penelitian tersebut.

Pandemi Corona Turunkan Emisi Karbon 17 Persen

Berbagai upaya yang dilakukan sebelumnya untuk memprediksi efek pemanasan global pada karbon tanah menghasilkan kisaran ketidakpastian yang melebihi 120 miliar ton karbon. Akan tetapi Varney dan rekan-rekannya mampu membatasi ketidakpastian tersebut hingga di kisaran kurang lebih 50 miliar ton karbon.

“Kami mampu mengurangi ketidakpastian dalam merespon perubahan iklim ini di mana hal ini sangat penting untuk lebih akurat menghitung karbon global demi memenuhi target Paris Agreement,” jelas peneliti lainnya, Peter Cox, seorang profesor di Exeter’s Global Systems Institute. (TON)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *