Rolasnews.com – Masa pandemi COVID-19 adalah masa paling sulit bagi sektor pariwisata. Tak terkecuali kampung tematik yang merupakan kampung wisata andalan di Kota Malang. Kreatifitas yang dibangun beberapa kampung tematik adalah menjadi kampung tangguh COVID-19 agar gotong-royong terjaga dan keswadayaan masyarakat berjalan dan tanggap terhadap Covid 19.
Salah satu Kampung Tangguh Mandiri (KTM) dan dapat ditiru adalah Glintung Water Street (GWS) RW 5 Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing Kota Malang yang beberapa pekan lalu menjadi juara 1 Lomba Kampung Tangguh Semeru yang diselenggarakan Polresta Malang.
KTM GWS ini bulan lalu diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur Hj. Khofifah Indarparawansa dan ditinjau langsung Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia PMK Prof. Dr. Muhadjir Effendy.
40 kampung tematik yang terdiri dari 20 kampung tematik wisata dan 20 kampung baru tematik rintisan melakukan lawatan ke GWS, Selasa (14/7). Lawatan tersebut untuk studi banding pelaksanaan kampung tangguh, penerapan protokol kesehatan dan penanganan pelayanan kunjungan wisata di masa new normal. 20 kampung baru tematik rintisan merupakan bentukan Badan Keswadayaan Masyarakat di bawah koordinasi Forkot Kotaku, Kota Tanpa Kumuh.
Kunjungan ke GWS yang difasilitasi oleh Forkom Pokdarwis Kota Malang dan Forkot Kotaku adalah untuk mempertemukan ide gagasan tetang bagaimana membangun kota dari lorong kampung dengan kemandirian dan keswadayaan.
“Pertemuan ini kita gagas untuk menumbuhkan semangat baru bagi warga yang ingin kampungnya ditingkatkan menjadi kampung wisata yang siap dikunjungi untuk wisata edukasi,” kata Isa Wahyudi atau biasa disapa Ki Demang, Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang.
Sedangkan Arief Prasetyo, Ketua Forkot Kotaku Kota Malang, mengatakan tujuan para pegiat kampung berkunjung ke GWS murni swadaya dan partisipasi langsung masyarakat.
“Munculnya rintisan kampung tematik baru ini murni keswadayaan masyarakat dan ingin berkolaborasi dan belajar bersama tentang pengelolaan kampung tematik,” ujar Arief.
Tentu saja hal ini disambut baik oleh Ki Demang yang merupakan penggagas Kampung Budaya Polowijen.
“Ayo monggo kita maju bersama-sama dan siap menjadi kampung merdeka belajar, kampung tempat penelitian dan pengabdian masyarakat, kampung pengembangan wisata dan ekonomi kreatif bagi PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dan PTS (Perguruan Tinggi Swasta) di Malang,” tegasnya.
Sobo Genting VBT, Konsep Smart Kampung Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
Acara santai berupa ramah tamah sembari mengenalkan potensi masing-masing kampung itu sebelumnya diawali dengan pengukuran suhu tubuh, cuci tangan dan penyemprotan di bilik disinfektan. Pengujung dari perwakilan 40 kampung tematik ini mengenakan masker dan disambut pengurus Pokdawis GWS.
Setelah acara selesai, semua pengunjung diajak meninjau budidaya terong, lombok, lele dan tomat secara hidroponik yang biasa disebut Telolet. Mereka dipandu oleh ketua Pokdarwis Ageng Wijayakusuma.
“Kampung ini mengusung konsep urban farming, mengkolaborasikan perikanan dan pertanian di tengah kota” Ungkap Ageng yang juga merupakan ketua RW 5 Kelurahan Purwantoro.
Kampung yang berlokasi di Jalan Letjen S Parman Gang 1 Kota Malang ini dulunya merupakan kampung yang sering banjir dan kumuh serta padat penduduk. Namun kini kampung tersebut mampu disulap menjadi kampung wisata yang ramai dikunjungi dan sering menjadi rujukan studi banding dari berbagai daerah. (SN)