Program Pengentasan Kemiskinan Berefek Signifikan pada Penurunan Laju Deforestasi

Program Pengentasan Kemiskinan Berefek Signifikan pada Penurunan Laju Deforestasi
(Penggundulan hutan di Berau, Kalimantan Utara. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program pengentasan kemiskinan dinilai efektif untuk mengurangi laju deforestasi. Foto : Ist/Mahastra Wibisono)
Rolasnews.com – Fakta ini barangkali cukup mengejutkan. Program pengentasan kemiskinan yang digencarkan pemerintah ternyata memiliki efek signifikan terhadap penurunan laju deforestasi.

Demikian kesimpulan sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Science Advances. Studi tersebut mengungkapkan bahwa meningkatnya penghasilan masyarakat, terutama masyarakat miskin di pedesaan-pedesaan, berkorelasi langsung dengan penurunan laju deforestasi atau pembabatan hutan hingga 30 persen.

Program pengentasan kemiskinan yang diusung Pemerintah Indonesia, salah satunya Program Keluarga Harapan (PKH), yang menyediakan bantuan uang non tunai ke rumah tangga-rumah tangga berpenghasilan rendah sebenarnya tidak diniatkan untuk membantu pelestarian hutan. Melainkan semata-mata ditujukan untuk mengurangi angka dan memutus rantai kemiskinan

Read More
Link Banner

PKH memberikan bantuan kepada masyarakat apabila mereka memenuhi sejumlah persyaratan seperti memeriksakan kesehatan secara rutin, menyekolahkan anak, berpartisipasi dalam pelatihan tentang kecukupan gizi dan pola hidup sehat. Program ini juga dikenal sebagai Program Conditional Cash Transfers atau Program Bantuan Tunai Bersyarat.

Maka PKH dan program pengentasan kemiskinan yang sejenis, baik di Indonesia maupun di negara-negara berkembang lainnya, adalah murni untuk mengurangi kemiskinan dan memberikan hak hidup layak bagi warganya, bukan didesain sebagai tindakan penyelamatan lingkungan. Hal ini karena pertumbuhan ekonomi sering kali justru menimbulkan degradasi lingkungan.

Kartu PKH
(Program pengentasan kemiskinan seperti PKH dinilai turut membantu penurunan laju deforestasi hingga 30 persen. Foto : Ist)

Dalam studi yang dilakukan Paul J. Ferraro dan Rhita Simorangkir, meneliti kebiasaan 266.533 rumah tangga di 7.468 desa di 15 provinsi di Indonesia antara tahun 2008 dan 2012. Kedua peneliti ini kemudian membandingkan daerah-daerah yang mendapatkan bantuan dan yang tidak melalui citra satelit di wilayah sekitar hutan-hutan dekat tempat tinggal mereka.

Hasilnya, daerah yang memperoleh program bantuan pemerintah lingkungan hutannya jauh lebih baik daripada daerah yang tidak tersentuh bantuan.

“Selama beberapa dekade, orang-orang terlibat perdebatan apakah upaya program pengentasan kemiskinan berkorelasi dengan melindungi lingkungan atau tidak. Menuntaskan perdebatan ini penting karena banyak warga miskin tinggal di wilayah-wilayah di mana kami mendapati ekosistem yang paling terancam, seperti hutan hujan tropis,” kata Paul Ferraro, salah seorang peneliti dari Johns Hopkins University kepada Newsweek.

Menyelamatkan hutan tropis Indonesia sangat mendesak dilakukan demi kesehatan Bumi dan kelestarian satwa liar. Hutan adalah rumah bagi beragam spesies serta berkontribusi besar menyaring karbon. Namun di pedesaan-pedesaan yang berbatasan dengan hutan, banyak hutan yang rusak yang disebabkan ulah manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti menjual kayu dan membuka lahan untuk pertanian.

Pandemi Corona Turunkan Emisi Karbon 17 Persen

Sebagai pemilik hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia, Pemerintah Indonesia kerap kali menjadi bulan-bulanan kritik para pemerhati lingkungan. Selain karena kebakaran hutan yang terjadi hampir setiap tahun, juga karena memfasilitasi ekspansi industri kelapa sawit yang dituding sebagai penyebab utama deforestasi. Padahal di sisi lain, industri ini menyediakan jutaan lapangan pekerjaan.

Tak hanya menghadapi laju deforestasi yang mencemaskan, negeri sepotong surga ini juga memiliki ketimpangan pendapatan yang luar biasa.

Truk Bermuatan Kayu Gelondongan di Penajam, Kaltim
(Sebuah truk penuh dengan kayu gelondongan hasil penebangan hutan melintas di Penajam, Kalimantan Timur. Foto : Dimas Ardian/Bloomberg)

Menurut Global Forest Watch, tingkat penggundulan hutan di Indonesia merupakan yang ketiga tertinggi di dunia pada tahun 2019 lalu. Situs tersebut juga melihat kesenjangan kesejahteraan antara penduduk terkaya dan yang termiskin adalah yang paling parah di Asia Tenggara selama dua dekade terakhir.  Sementara untuk tingkat global, Indonesia menduduki posisi keenam dalam hal ketimpangan kemakmuran penduduknya.

“Dari sudut pandang mana pun kita melihatnya, program pengentasan kemiskinan umumnya berperan dalam penurunan laju deforestasi di desa-desa yang menerimanya,” kata Ferraro.

Para peneliti mempertimbangkan memperluas studi mereka ke negara-negara lain di Asia yang mengalami permasalahan serupa. Mereka mengatakan bahwa penelitian mereka menunjukkan apa yang baik untuk manusia juga baik untuk lingkungan. Dalam hal ini, kesejahteraan masyarakat secara ekonomi akan turut membantu pelestarian hutan. (TON/Berbagai Sumber)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *