Rolasnews.com – Para pemimpin ASEAN hari Selasa ini (14/4) menggelar pertemuan melalui video conference untuk membahas strategi mengatasi krisis ekonomi di kawasan sejak merebaknya wabah Corona.
Pembicaraan lebih lanjut juga akan dilakukan dengan menyertakan pemimpin dari China (PM Li Keqiang), Jepang (PM Shinzo Abe) dan Korea Selatan (Presiden Moon Jae-in). Para pemimpin ASEAN berharap ketiga negara Asia Timur itu menyatakan dukungannya untuk membantu ASEAN melawan pandemi COVID-19.
Melalui Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc, Vietnam yang menjadi pemimpin ASEAN tahun ini mengingatkan agar negara-negara di kawasan untuk terus hati-hati mengingat adanya kekhawatiran lonjakan jumlah korban setelah pengujian skala besar dilakukan. Terutama di Indonesia dan Filipina.
Untuk menghentikan penyebaran wabah, sebagian negara ASEAN seperti Malaysia dan Filipina menerapkan kebijakan lockdown. Sementara Indonesia lebih memilih kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dengan pembatasan pergerakan penduduk serta lockdown di beberapa wilayah, banyak industri di kawasan yang amat terpukul. Termasuk sektor pariwisata dan ritel.
Oleh karena itu target pertumbuhan ekonomi harus direvisi. Menurut penilaian ASEAN, secara keseluruhan dampak ekonomi akibat wabah “besar kemungkinan akan luas dan dalam”.
“Krisis ini (pandemi Corona) adalah krisis yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Tidak hanya skala bencananya yang potensial, tetapi juga ada harapan untuk menahan dan menghentikannya dengan kerja sama dan saling percaya antar semua negara,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Filipina.
“Jika ada yang gagal, semuanya akan kena imbasnya,” lanjut pernyataan tersebut.
Pertemuan para pemimpin ASEAN kali ini juga membahas tentang persediaan peralatan medis untuk keadaan darurat dan membentuk dana regional dalam memerangi pandemi.
Baca Juga : Bank Dunia : Pandemi Covid-19 Ciptakan Jutaan Orang Miskin Baru di Asia
Didirikan tahun 1967, ASEAN yang beranggotakan negara-negara di Asia Tenggara dengan total dihuni 640 juta jiwa, selama ini dicitrakan sebagai organisasi regional yang harmonis. Kendati terkadang ada riak-riak kecil di antara anggotanya, namun biasanya mampu diredam dan tidak sampai menimbulkan konflik terbuka yang serius.
Para diplomat mengatakan saat ini persatuan di antara negara anggota menjadi sangat penting karena mewabahnya COVID-19 di kawasan. Tak ada negara ASEAN yang luput dari kasus positif. Total jumlah kasus yang terkonfirmasi mencapai lebih dari 20.400 dan menyebabkan 840 kematian.
Bulan lalu WHO mendesak negara-negara ASEAN untuk lebih keras meningkatkan upaya memerangi penyebaran pandemi COVID-19. Organisasi Kesehatan Dunia itu merujuk pada pertemuan internasional keagamaan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada akhir Februari silam. Beberapa peserta dilaporkan positif terinfeksi setelah menghadiri acara tersebut.