Rolasnews.com – Bank Dunia (World Bank) memperkirakan pandemi Covid-19 akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi melambat secara signifikan tahun ini di China dan negara-negara Asia Timur-Pasifik lainnya. Perlambatan pertumbuhan ekonomi ini akan membuat jutaan orang mendadak jatuh miskin.
Estimasi skenario yang lebih buruk, kawasan Asia bisa saja mengalami penurunan paling tajam sejak krisis mata uang lebih dari dua dekade lalu. Demikian rilis Bank Dunia yang dipublikasikan di Washington, AS, Senin (30/3) waktu setempat.
Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di Asia akan melambat menjadi 2,1% tahun ini. Melorot separuh, 5,8%, dibanding tahun 2019. Kalau pun terjadi pemulihan, diperkirakan paling cepat baru akan berlangsung pertengahan tahun ini.
Akan tetapi dalam skenario terburuk, di mana dampak dari pandemi yang menyebar tak terkendali hingga tahun depan, ekonomi kawasan akan berkontraksi 0,5%. Itu akan menjadi bencana ekonomi terbesar di kawasan sejak krisis moneter dan rontoknya mata uang sejumlah negara Asia di tahun 1997-98 yang menjerumuskan 40% ekonomi dunia dalam resesi.
Dalam laporannya, Bank Dunia juga menyebut 11 juta orang bakal miskin mendadak. Hal ini sangat kontras dengan perkiraan sebelumnya bahwa pertumbuhan ekonomi tahun ini akan mengentaskan sekitar 35 juta orang dari kemiskinan absolut.
Baca Juga : Pertumbuhan Ekonomi Lesu, Tapi Masih Ada Harapan Tak Sampai Resesi
Data Bank Dunia, China, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, pertumbuhannya akan melorot dari 6,1% tahun lalu menjadi 2,3% tahun ini. Bahkan jika pandemi global terus berlangsung selama berbulan-bulan, perlambatan ekonomi negara panda itu efeknya akan ditanggung renteng negara-negara di Asia Tenggara.
Sebagai contoh, penurunan negatif 0,5% akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia anjlok 2,3%, 4,6% Malaysia dan 5% untuk Thailand.
Bank Dunia telah berkomitmen mengucurkan USD 14 milyar dalam bentuk dukungan keuangan melalui paket jalur cepat untuk memperkuat kemampuan negara-negara berkembang memulihkan ekonominya setelah dihantam pandemi Covid-19. Juga disiapkan dana hingga USD 160 milyar selama 15 bulan ke depan untuk melindungi orang-orang miskin dan yang paling rentan terimbas wabah Corona, melindungi sektor bisnis serta mempercepat pemulihan ekonomi.