20 Persen Sumur Air Tawar di Dunia Terancam Mengering

20 Persen Sumur Air Tawar di Dunia Terancam Mengering
(Air tanah menyediakan hampir separuh dari kebutuhan air yang digunakan untuk pertanian dan air minum untuk miliaran orang. Namun akibat aktivitas manusia ditambah dengan dampak perubahan iklim, seperlima sumur air tanah di seluruh dunia terancam mengering. Photo Courtesy : Wikipedia)
Rolasnews.com – Dengan terus menurunnya permukaan air tanah sebagaimana yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir, membuat sekitar seperlima sumur air tawar di seluruh dunia dihadapkan pada resiko mengering.

Sumur air tawar merupakan sumber utama air bagi tak kurang dari separuh populasi bumi. Akan tetapi dalam setengah abad terakhir, sumber utama air tersebut berpotensi mengering akibat tak dikelola dengan baik, meningkatnya aktivitas manusia serta kekeringan yang berkepanjangan.

Demikian hasil penelitian yang dipublikasikan beberapa hari lalu di Journal Science.

Read More

“Air tanah (tawar) adalah sumber air yang penting dan tersedia setiap saat,” kata salah seorang peneliti, Debra Perrone, melalui email kepada UPI.

“Di banyak tempat, air tanah tidak perlu diolah untuk keperluan air minum. Membuatnya menjadi sumber daya strategis untuk tujuan pembangunan berkelanjutan dan dapat beradaptasi pada dampak perubahan iklim,” imbuh Perrone yang juga pakar lingkungan serta asisten profesor di Universias California, Santa Barbara, AS.

Hanya saja beberapa penelitian telah menyimpulkan bahwa secara global sumur air tanah sangat rentan terhadap penipisan akuifer (lapisan yang terdapat di bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air).

Untuk membuktikan hal itu, Perrone dan rekannya, Scott Jasechko, mengumpulkan data dari jutaan sumur dari seluruh dunia.

“Kami menyusun 134 database sumur yang berbeda untuk memetakan lokasi dan kedalaman sumur air tanah di 40 negara,” kata Jasechko, pakar sumber daya air di universitas yang sama.

Dari data yang mereka kumpulkan menunjukkan bahwa antara 6 persen hingga 20 persen sumur di seluruh dunia kedalamannya tidak lebih dari 16 kaki (4,87 meter) di bawah permukaan air lokal.

Apabila akuifer terus menurun dengan kecepatan seperti saat ini, maka banyak dari sumur tersebut yang akan mulai mengering dalam beberapa dekade mendatang.

“Sebelum memetakan ini, sebagian besar pemahaman kami mengenai lokasi sumur air tawar berdasarkan pada informasi lokal ke regional. Bahkan pada skala yang lebih luas, informasinya tidak disusun sistematis,’ ujar Perrone.

“Namun dengan peta ini, untuk pertama kalinya informasi lokal digabungkan demi mendapatkan perspektif global dalam penggunaan air tanah,” lanjutnya.

Ketinggian Permukaan Tanah di Jawa Timur Terus Alami Perubahan

Ia mengatakan bahwa data lokal sangat penting untuk mengelola sumber daya air tanah serta memberikan informasi mengenai konstruksi sumur. Tetapi karena akuifer tidak mengenal batas-batas negara dan dipengaruhi oleh berbagai variabel yang berbeda, maka survey global dapat memberikan pandangan yang lebih luas.

“Yang unik dari analisa kami adalah kami dapat mengukur tren kedalaman air tanah menggunakan informasi lokal untuk skala global,” tutur Perrone.

Para peneliti berharap survey terbaru mereka akan menggugah kesadaran bersama mengenai pentingnya air tanah sebagai sumber daya global, yang saat ini rentan terhadap perubahan iklim dan aktivitas manusia. (TON)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *