Rolasnews.com – China diperkirakan akan menyalip Amerika Serikat dan menjadi kekuatan ekonomi nomor satu di dunia pada tahun 2028. Prediksi ini lebih cepat lima tahun karena faktor kebijakan pengelolaan pandemi yang sangat berbeda di kedua negara raksasa tersebut.
Demikian hasil analisa sebuah lembaga think tank ekonomi asal Inggris yang dipublikasikan hari Sabtu, (26/12).
Dalam rilis resminya, The World Economic League Table, mengungkapkan bahwa Pemerintah China menangani pandemi COVID-19 yang pertama kali merebak di Wuhan secara lebih cepat dan terukur. Hal ini tak sampai membuat ekonomi China berdarah-darah. Bahkan di tahun ini pula, negeri panda itu sudah memasuki masa recovery.
Dari data Johns Hopkins University, China melaporkan total 96.460 kasus positif COVID-19 dengan 4.770 kematian sejak awal pandemi.
Sementara di AS, dilaporkan lebih dari 18,7 juta kasus dan lebih dari 330 ribu kematian yang membuat AS menjadi negara paling parah dihantam pandemi. Termasuk perekonomiannya.
“China diperkirakan memiliki pertumbuhan PDB positif sebesar 2% di tahun 2020. Sedangkan negara-negara besar lainnya, ekonominya mengalami pertumbuhan negatif sepanjang tahun ini,” rilis WELT.
Laporan WELT juga menyatakan bahwa penanganan pandemi di China lebih tepat sehingga tidak sampai menghancurkan kinerja ekonominya. Berbeda dengan di negara-negara Barat yang dampak pandemi akan memukul pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.
“Kami kini berpandangan China akan mengambil alih ekonomi AS (sebagai kekuatan terbesar di dunia, red) di tahun 2028. Lima tahun lebih cepat dari yang kami perkirakan sebelumnya,” tambah laporan tersebut.
Setelah China dan AS, kekuatan ekonomi ketiga terbesar di dunia akan dipegang India pada tahun 2030. India akan menyalip Inggris di tahun 2024, Jerman di tahun 2027 dan Jepang di tahun 2030.
Akibat Pandemi, Penjualan Barang-Barang Mewah Anjlok 23 Persen
Amerika Serikat diprediksi baru akan mengalami “rebound signifikan paska pandemi di tahun 2021”. Ekonomi AS akan tumbuh sekitar 1,9% dan kemudian melambat menjadi 1,6% di tahun-tahun berikutnya.
Sebaliknya, WELT memprediksi trend pertumbuhan ekonomi China 5,7% per tahun dari 2021-2025, dan 4,5% per tahun di 2026-2030. Kemudian baru melambat menjadi 3,9% per tahun di 2031-2035.
Perekonomian China yang berpenduduk 1,44 milyar, telah meningkat menjadi 17,8% dari total ekonomi dunia. Melonjak pesat dari 3,6% di tahun 2000.
China akan menjadi “negara berpenghasilan tinggi” di tahun 2023 dengan pendapatan rata-rata $14.406. Meski demikian, penghasilan rata-rata warga China masih jauh dibanding pendapatan individu warga AS, yang menurut Data Ekonomi Federal Reserve Banks St. Louis, adalah $35.977.
Paket stimulus ekonomi dan belanja konsumen siap diluncurkan untuk menghidupkan kembali ekonomi AS tahun depan. Akan tetapi “perbedaan politik terkait langkah-langkah tersebut dapat menghambat bantuan bagi dunia bisnis dan individu di awal tahun 2021”, jelas laporan itu. (TON)