Rolasnews.com – Pemerintah Bahama menolak seluruh penerbangan yang membawa wisatawan dari Amerika Serikat mendarat di negaranya. Kebijakan menolak turis asal AS yang efektif mulai diberlakukan hari Rabu (22/7) ini, didasari atas kekhawatiran akan melonjaknya penyebaran Virus Corona di negara kepulauan tersebut.
Perdana Menteri Bahama, Hubert Minnis, mengatakan bahwa setelah dibukanya kembali sektor pariwisata di negaranya tanggal 1 Juli lalu, ada penambahan 49 kasus positif COVID-19. Jumlah itu nyaris sepertiga dari total 153 kasus yang ada di Bahama sejak awal pandemi.
Sebagai catatan, sebagian besar pengunjung di negara yang berada di kawasan Karibia itu adalah turis asal AS, khususnya dari Florida yang memang secara geografis letaknya sangat dekat. Padahal Florida merupakan salah satu negara bagian AS yang tingkat kasus positifnya sangat tinggi. Bahkan terus meningkat hingga hari ini.
“Yang sangat disayangkan, situasi di sini memburuk setelah kami mengoperasionalkan kembali perekonomian domestik kami,” kata Minnis.
“Memburuknya keadaan ini terutama pada tingkat eksponensial semenjak kami membuka kembali perbatasan internasional kami,” imbuhnya.
Mesir Buka Kembali Destinasi Wisata yang Jauh dari Sebaran Pandemi
Meski demikian, Minnis mengungkapkan, larangan berkunjung hanya ditujukan pada turis asal AS. Sementara untuk wisatawan mancanegara lainnya, seperti dari Inggris, daratan Eropa dan Kanada, masih diperbolehkan mengunjungi negara yang menggantungkan ekonominya dari sektor pariwisata tersebut..
Hanya saja bagi semua wisatawan yang hendak memasuki Bahama, mereka tetap harus menunjukkan bukti hasil negatif dari tes COVID-19.
