Awal Tahun Ajaran Baru, SLB YPTB Malang Tekankan Pembentukan Karakter Siswa Melalui Media Daring

Awal Tahun Ajaran Baru, YPTB Tekankan Pembentukan Karakter Siswa Melalui Media Daring
(Para pengajar Yayasan Pendidikan Tunas Bangsa (YPTB) di hari pertama tahun ajaran baru. Foto : SN/Rolasnews)
Rolasnews.com – Pada hari ini, Senin (13/7) merupakan hari awal tahun ajaran baru 2020/2021. Tahun ajaran baru kali ini masih terkendala dengan situasi pandemi, namun beberapa sekolah sudah menyiapkan rencana  belajar mengajar untuk para anak didiknya.

Tak hanya sekolah umum, namun persiapan perencanaan belajar mengajar juga terlihat di Sekolah Luar Biasa Yayasan Pendidikan Tunas Bangsa (SLB YPTB) yang bertempat di Jalan Brigjen Slamet Riyadi No. 126, Malang. Sekolah yang berfokus dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus (tuna rungu) ini memiliki rencana belajar mengajar sendiri yang tentunya berbeda dengan sekolah pada umumnya.

Saat ditemui di sekolah, salah satu guru yayasan membagikan sedikit cerita terkait rencana pembelajaran tahun ini. Sebelum pandemi merebak, di awal tahun ajaran baru selalu diadakan orientasi siswa untuk pengenalan sekolah dan penyampaian rencana belajar. Namun dengan adanya COVID-19 ini, masa orientasi siswa yang biasanya rutin diadakan setiap tahun harus dilakukan tanpa bertatap muka secara langsung.

Read More

Sri Sulistyowati yang merupakan guru TKLB YPTB Malang, mengatakan, meski tanpa bertatap muka langsung atau hanya melalui media daring, perlunya pembentukan karakter di awal tahun ajaran baru sangat diperlukan.

“Perlu adanya pembentukan karakter agar anak-anak tetap rajin belajar karena sudah libur sekolah cukup lama”, ungkapnya.

Beberapa cara yang dilakukan untuk membentuk karakter anak yaitu mengatur jadwal mulai belajar pada jam 7 pagi.

“Pelan-pelan pelajaran akan kembali jam 7 pagi dan bedanya kini bentuknya online. Ketertiban untuk tepat waktu masuk sekolah digantikan dengan online jam 7 tepat dan tidak terlambat. Jadi karakternya anak-anak lebih dibina lagi serta direfresh karena kelamaan libur. Jangan sampai jadi malas belajar,” ungkap wanita yang kerap disapa Sulis ini.

Sebelumnya Sulis mengajar untuk jenjang sekolah dasar (SDLB). Akan tetapi untuk tahun ini, ia diberikan tanggung jawab mengajar jenjang Taman kanak-kanak (TKLB). Sementara kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 yang fokus pada pengamatan materi kepada anak didik.

“Pengamatan perlu karena mengamati bukan memperhatikan saja. Ada membaca, meneliti, dan mencari tahu apa yang ada di dalam materi. Selain itu setelah mengamati, para siswa juga diharuskan untuk bertanya dan membuat pertanyaan,” imbuhnya.

Sulis, Pengajar di YPTB
(Sri Sulistyowati atau Sulis, di ruang kerjanya. Ia kini mengajar anak-anak TKLB YPTB Malang. Foto : SN/Rolasnews)

Berbeda dengan anak sekolah umum, bertanya secara langsung merupakan hal yang sulit bagi para siswa di yayasan ini. Karena itu pertanyaan yang dibuat oleh para siswa akan dibantu untuk membetulkan susunan kalimatnya. Pertanyaan yang telah dibuat oleh para siswa akan kembali diberikan kepada siswa lainnya untuk menjawab.

“Jadi kita perannya seperti fasilitator, membimbing dan mengarahkan saja, tapi untuk mencari tahu dan bekerja itu adalah anak sendiri,” tutur Sulis.

Yayasan dengan jumlah anak didik sekitar 84 siswa ini juga menggunakan sistem belajar online selama pandemi berlangsung. Sulis menyatakan penggunaan alat teknologi berbeda-beda untuk setiap jenjang pendidikan.

“Untuk jenjang SMPLB biasanya menggunakan aplikasi Zoom, sedangkan  SDLB beberapa sudah memiliki handphone dan laptop sendiri-sendiri. Sedangkan bagi siswa TKLB masih didampingi oleh orang tua,” ujarnya.

Sulis juga mengungkapkan beberapa cara belajar yang akan dilakukan pada tahun ajaran ini. TK sendiri adalah tahap awal belajar bicara.

“Saya nantinya akan memvideokan latihan-latihan awal berbicara dan video tersebut akan dikirmkan ke orang tua dan orang tua harus melakukan sesuai dengan video yang saya berikan. Kemudian bila sudah dilakukan oleh siswa, para orang tua mengirimkan video yang telah dibuat kepada saya agar bisa mengoreksi kesalahannya dimana,” jelasnya.

Selain Online, TK Aulade Gemintang Juga Terapkan Metode Pembelajaran Lain di Masa Pandemi

Proses belajar ini dibutuhkan pendampingan seperti melihat guru, meraba tenggorokan, pipi, kepala dan siswa juga harus meraba pengajar untuk mengetahui getaran dari setiap huruf yang dipelajari. Hanya saja karena masih dalam masa pandemi yang sebisa mungkin menghindari kontak langsung, maka prosesnya dilakukan melalui video.

Salah satu benda yang wajib dalam pendidikan sekolah luar biasa khususnya tuna rungu adalah cermin.

“Kelas awal adalah untuk latihan pembentukan bicara. Sedangkan kelas besar adalah untuk perbaikan karena anak walaupun sudah bisa bicara, tapi kadang salah jadi ya harus diperbaiki,” ungkap Sulis.

Suasana Lengang di Awal Tahun Ajaran Baru di YPTB
(Suasana lengang di awal tahun ajaran baru di SLB YPTB Malang karena masih dalam masa pandemi. Foto : SN/Rolasnews)

Selain itu ia juga berharap nantinya ada pelatihan guru internal yang lebih spesifik tentang materi mengajar di yayasan ini.

“Jadi nantinya kita bisa belajar bersama-sama, menemukan persoalan yang kita bahas dan selesaikan bersama-sama. Selain itu saya berharap pandemi ini segera berakhir dan ditemukan anti virus atau obatnya. Bila masih lama dalam kondisi pandemi ini semoga kita bisa menemukan metode pembelajaran langsung yang aman bagi pengajar maupun anak didik,” pungkasnya. (SN)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *