Rolasnews.com – Bupati Malang, HM Sanusi, mendampingi Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto berkunjung ke PG Kebon Agung, yang terletak di Jalan Raya Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Rabu (20/5). Kunjungan ini dilakukan Kementerian Perdagangan untuk melihat operasional pabrik dan distribusi serta melakukan pengawasan peredaran gula.
Kepada awak media, Mendag mengakui akhir-akhir ini harga gula di pasaran cenderung tinggi. Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah mata rantai distribusi yang terlalu panjang. Kemendag sendiri terus berupaya memangkas mata rantai tersebut. Juga penertiban yang diikuti tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang mengganggu distribusi gula.
“Kita bekerjasama dengan Satgas Pangan melihat beberapa tempat yang memang sedang didalami mata rantai distribusi ini dari D1 ke D2 dan D3. Inilah memang yang memperpanjang mata rantai sehingga harga gula tinggi di pedagang. Dari produsen dibawah HET (Harga Eceran Tertinggi), sampai pedagang targetnya penjualan memakai HET, yakni di harga 12,5 ribu rupiah. Ini harga agar bisa kembali normal. Juga melakukan dan mengawali pelaksanaan operasi pasar. Mudah-mudahan beberapa hari ke depan harga gula segera turun. Distribusinya juga ke pasar-pasar seluruh Indonesia,” terang Agus.
Mendag juga menyebut penindakan dengan kerja sama Satgas Pangan. Distributor tidak boleh melempar lagi ke distributor lain. Harus langsung ke pengecer atau ke agen. Apabila pedagang menjual dengan harga tinggi atau mengeluhkan belinya sudah mahal, maka agar dilaporkan ke pihaknya.
Harga gula di tingkat produsen atau pabrik di bawah Rp 12 ribu. Namun kenyataannya, harga di pasaran bisa mencapai Rp 16-17 ribu, bahkan lebih.
“Segera mungkin ditertibkan karena sebentar lagi sudah Lebaran sehingga konsumen tidak dirugikan. Khusus di masa pandemi ini, untuk pangan stoknya cukup, seperti beras,” ujarnya.
Baca Juga : Presiden Instruksikan Distribusi Kebutuhan Bahan Pokok Tidak Boleh Terganggu
Sementara itu, Bupati Malang, HM Sanusi, mengatakan kepada Mendag siap mendukung Operasi Pasar untuk menekan harga gula. Apalagi di Malang Raya ada dua PG, yakni PG Kebon Agung dan PG Krebet.
‘’Di Malang kebutuhan gula 3.300 ton per bulan. Sedangkan harga awal penetapan Pandemi dipasaran Rp 18-19 ribu. Hari ini, laporan dari Disperindag harga pasaran di Malang yakni Rp 15.600,” kata Sanusi.
Ia menambahkan, untuk mencapai harga gula di kisaran Rp 12 ribu, Disperindag Kabupaten Malang akan menggelontor gula ke distributor di pasar-pasar sehingga dapat sesuai dengan HET. (SN)