Rolasnews.com – Di tengah massifnya pemberitaan seputar Virus Corona (Covid-19), beredar pula informasi-informasi tentang vaksin di media sosial. Namun informasi-informasi tersebut tak sepenuhnya akurat, bahkan banyak yang menyesatkan karena tidak didukung data ilmiah.
Demikian kesimpulan sebuah penelitian yang mempelajari peredaran berita tentang vaksin di jagad maya. Tak hanya media sosial, mesin pencari semacam Google atau Youtube pun sering kecolongan mengunggah klaim abal-abal yang berkaitan dengan vaksin.
Sebenarnya upaya ketat untuk mengontrol unggahan informasi tak bertanggung jawab ini sudah dilakukan. Namun tetap saja tidak dapat membendungnya.
Lucy Elkin, kandidat doktoral di Universitas Otago, Selandia Baru, yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan, ia dan rekan-rekannya mencoba mencari informasi tentang vaksin di internet dengan mengetikkan pertanyaan seperti “Perlukah vaksin untuk anak saya?”
80 persen tautan (link) yang muncul di Google dan 75 persen video di Youtube memberikan informasi yang positif tentang vaksin. Akan tetapi di media sosial semacam Facebook, 50 persen unggahannya justru negatif.
“Para orang tua memang akan menemukan aneka informasi, baik yang menganjurkan maupun menolak vaksinasi pada sebagian besar website, halaman Facebook dan video Youtube yang dianalisa. Hanya saja, di halaman populer Facebook, polarisasinya lebih kental (saling bertentangan),” kata Elkin dalam rilis resmi yang dipublikasikan kampusnya.
Elkin menambahkan, proporsi konten negatif di Facebook yang jauh lebih besar dibandingkan Youtube, mencerminkan perbedaan dalam kebijakan sensor mereka.
Baca Juga : Jahe Merah Ringankan Gejala, Bukan Antivirus Covid-19
Banyaknya konten negatif yang bersliweran di Facebook tentang vaksin, tentunya sangat memprihatinkan.
“Ini akan membuat orang tua menjadi ragu-ragu apakah anak mereka perlu diimunisasi atau tidak,” tuturnya.
Elkin menyarankan agar promosi pentingnya vaksinasi lebih gencar dilakukan secara online. Ini agar para orang tua yang ingin mencari tahu apakah perlu memvaksin anak-anak mereka, akan menemukan informasi-informasi berbasis data di media online, tak terkecuali di media sosial seperti Facebook.
“Dokter juga dapat membantu mereka (para orang tua, red) dengan memberi rujukan ke situs-situs kredibel yang unggahan informasinya didukung data yang valid,” pungkas Elkin.