Rolasnews.com – Rupiah terjun bebas di perdagangan pasar spot Kamis (19/3). 1 USD dibanderol Rp 15.900 atau rupiah melemah 4,61% dibandingkan dengan penutupan perdagangan Rabu kemarin. Pelemahan rupiah ini juga yang terbesar sejak krisis 1998, di mana saat itu nilainya Rp 16.800/USD.
Terus melorotnya rupiah ini disikapi serius kalangan bisnis. Sehari sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia seperti dikutip dalam laman resminya, mendorong pemerintah segera mengeluarkan kebijakan yang lebih tepat sasaran demi merespons pelemahan rupiah saat ini.
Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani mengatakan pelemahan mata uang terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terjadi tidak hanya di Indonesia. Beberapa negara juga mengalami hal serupa terlebih dengan adanya wabah virus corona atau Covid-19 yang cukup menghambat pertumbuhan ekonomi global.
“Jadi ini faktor kepercayaan dunia sedang goyah. Kebijakan yang diambil pemerintah harus tepat sasaran dan bisa mencegah penurunan ekonomi ke depan, mungkin dengan kebijakan likuiditas cash flow,” kata Rosan di Jakarta.
Sementara itu, untuk mengatasi pelemahan nilai tukarnya, Bank Sentral AS, The Fed, telah mengambil langkah dengan menurunkan suku bunga hingga 100 basis poin. Upaya itu dipercaya dapat menggairahkan kembali perekonomian dunia.
“Diharapkan terjadi penguatan ke pasar modal mereka. Tapi ternyata kalau faktor kepercayaan dari global market sedang tidak ada ya semua yang dilakukan tetap tidak membantu,” ujarnya.
Adapun nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Rabu (18/3) sore di pasar spot melemah 0,33% ke level 15.222 per dolar AS. Rupiah melemah tak lama setelah pengumuman defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan sentimen dari bertambahnya korban virus corona di Indonesia.