Rolasnews.com – Bukalapak resmi menutup operasional penjualan produk fisik di marketplace mereka. Keputusan ini menandai pergeseran fokus perusahaan dari e-commerce barang fisik ke layanan digital seperti penjualan pulsa, voucher, dan produk digital lainnya.
Langkah strategis ini diambil untuk memperkuat posisi Bukalapak sebagai platform all-commerce yang lebih mengutamakan layanan berbasis digital. Keputusan tersebut juga sejalan dengan tren perubahan perilaku konsumen yang semakin banyak menggunakan layanan digital untuk kebutuhan sehari-hari.
Meski menghentikan penjualan produk fisik, Bukalapak tetap mempertahankan statusnya sebagai perusahaan publik dengan pencapaian besar.
Hingga saat ini, Bukalapak masih memegang rekor sebagai Initial Public Offering (IPO) terbesar dalam sejarah Bursa Efek Indonesia. Perusahaan meraih dana sebesar Rp22 triliun saat melantai di bursa pada tahun 2021.
Dalam pernyataan resmi, Bukalapak menyebut mereka akan fokus pada pengembangan produk digital dan layanan yang memberikan solusi bagi pelaku UMKM di Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan bisnis yang lebih berkelanjutan.
Keputusan ini bukan tanpa risiko. Persaingan di sektor layanan digital sangat ketat. Terutama dengan hadirnya pemain besar seperti Gojek, Grab, dan Shopee yang juga menawarkan produk serupa. Namun, Bukalapak optimistis bahwa perubahan strategi ini akan memberikan dampak positif jangka panjang.
Perubahan arah bisnis Bukalapak menjadi bagian dari dinamika industri teknologi yang terus berkembang. Dengan fokus pada layanan digital, Bukalapak berharap dapat memperkuat ekosistem digital di Indonesia dan terus mendukung pelaku usaha kecil dan menengah dalam bertransformasi ke era digital. (RED)