Rolasnews.com – Pengadilan Jepang belum lama ini menjatuhkan hukuman lima tahun penjara kepada Brennon Washington, seorang personel militer Amerika Serikat (AS). Washington (25) yang bertugas di Pangkalan Udara Kadena, dinyatakan bersalah atas kasus penculikan dan pemerkosaan kepada seorang gadis berusia 15 tahun di Okinawa.
Dilansir dari Asahi Shimbun, keputusan ini diambil Pengadilan Distrik Naha. Dalam persidangan, jaksa memaparkan pada 24 Desember 2023, Washington menculik gadis tersebut dari sebuah taman di Okinawa.
Setelah itu, ia mengajaknya ke rumahnya dan memaksanya melakukan hubungan seksual, meski gadis remaja itu masih di bawah umur.
Washington membantah semua tuduhan. Ia mengatakan tidak tahu usia si gadis. Selain itu, ia juga menegaskan jika hubungan mereka atas dasar “suka sama suka”.
Namun pembelaan Washington tidak ditanggapi hakim. Pasalnya, hukum di Jepang sangat tegas dalam kasus-kasus seperti ini. Hukum di negara sakura itu tidak mengakui hubungan “suka sama suka” jika korbannya berusia antara 13-15 tahun dan pasangannya berusia jauh lebih tua.
Karena itu, hakim menolak argumen Washington setelah melihat bukti-bukti yang ada. Rekaman CCTV menunjukkan gadis tersebut secara jelas menyampaikan bahwa ia masih di bawah umur dan dalam bahasa Inggris meminta Washington untuk “berhenti” melakukan aksinya.
Kasus ini memicu perhatian luas di media, terutama di Okinawa. Kritikan deras mengarah pada kepolisian lokal yang dinilai lamban menindaklanjuti informasi tentang insiden-insiden serupa yang berulang kali terjadi dan melibatkan personel militer AS. Pihak kepolisian sering kali menyatakan bahwa itu adalah ranah pribadi.
Kasus ini pada akhirnya mendorong otoritas setempat untuk meninjau kembali prosedur pelaporan kejahatan yang terkait dengan pihak militer.
Militer AS Minta Maaf
Sebagai respons atas putusan tersebut, Brigadir Jenderal AS Nicholas Evans, komandan Angkatan Udara ke-18, menyampaikan penyesalan yang mendalam.
“Saya sangat menyesal atas korban dan keluarganya. Serangan seksual adalah kejahatan serius dan sepenuhnya tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh personel militer AS yang bertugas di Okinawa demi mendukung aliansi AS-Jepang,” ujarnya. (TON)