Rolasnews.com – Sejak kecil, tentu istilah ‘hemat pangkal kaya’ atau ‘menabung sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit’ sudah sering didengungkan oleh orang tua kita. Namun ketika dewasa, banyak pakar ekonomi justru melarang kita untuk menabung. Anda pasti bertanya-tanya mengenai alasannya.
Temukan 5 alasan mengapa Anda harus segera berhenti menabung yang sudah dirangkum dari beberapa sumber dibawah ini, ya!
1. Inflasi Berpotensi Melambung Tinggi
Inflasi mata uang pada tahun 2012-2016 rata-rata mencapai 5,5%. Uang 1 juta rupiah yang Anda miliki pada tahun 2012, tentu sudah mengalami pengurangan nilai di tahun 2016.
Jika dulu dengan uang 1 juta Anda bisa membeli mesin cuci dengan merek A, maka di tahun 2016 tentu terjadi perubahan harga. Dengan nominal uang yang sama, Anda sudah tidak bisa membeli mesin cuci merk A di tahun 2016 karena terjadi kenaikan harga alias inflasi.
Inflasi ini akan terus terjadi. Terutama jika ada konsekuensi dari aktivitas perekonomian suatu negara. Karena menurut sejarah, Indonesia pernah mengalami lonjakan inflasi hingga mencapai 635% pada 1966. Hal ini karena pemerintah saat itu sedang mencetak uang baru dan ada perubahan pada nilai mata uang.
Dari 2 contoh tersebut, kita diharuskan untuk selalu waspada dan mengantisipasi perubahan inflasi.
Selain inflasi, faktor lain yang bisa memotong saldo dan nilai uang Anda adalah biaya administrasi bulanan bank. Jumlahnya berbeda-beda, tergantung masing-masing bank.
Rata-rata, bank swasta dan BUMN memiliki biaya administrasi antara Rp15.000-Rp20.000 perbulan. Nominal ini jika Anda kumpulkan dalam jangka waktu tertentu tentu akan memiliki nominal yang besar.
3. Kenaikan Penghasilan Tidak Sebanding dengan Kenaikan Harga
Meskipun Anda menabung di bank dengan bunga yang rendah, hal ini tidak terlalu berdampak bagi nilai uang yang dimiliki jika tidak didukung oleh kenaikan gaji setiap tahunnya.
Sebagai contoh, kenaikan dari harga properti di Jakarta mencapai 15% per tahun, artinya jika Anda membeli sebuah properti di tahun 2021 senilai Rp500 juta, maka di tahun 2029 harga tersebut bisa melonjak hingga Rp1,7 miliar.
Kenaikan nilai mata uang yang hampir 4 kali lipat ini membuat generasi milenial yang saat ini sebagai pekerja produktif akan kesulitan memiliki rumah di masa depan jika mereka hanya mengandalkan penghasilan dan tabungan.
Banyak hal dalam hidup ini yang tidak terprediksi. Baik dalam hal menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Sehingga, ketika hal tidak menyenangkan itu tiba-tiba hadir, seperti misalnya: sakit, musibah, kehilangan pekerjaan, dan segala macam hal tak terduga lainnya; tentu akan cepat menguras seluruh tabungan Anda.
Meski hal tersebut bukan tujuan awal Anda menabung, tentu Anda tidak akan memiliki pilihan selain menggunakan tabungan untuk membayar segala hal tak terduga itu.
Walaupun hal pahit tersebut akhirnya bisa teratasi, tabungan yang sudah terlanjur terkuras bahkan habis, akan membuat Anda harus memulai dari awal lagi untuk menabung.
Masing-masing negara, terutama negara berkembang seperti Indonesia, pasti memiliki masalah kesenjangan ekonomi. Hal ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi tidak dapat dinikmati seluruh masyarakatnya.
Sebagian besar masyarakat dengan ekonomi kelas menengah masih fokus menabung, tanpa melakukan investasi apa pun. Sementara, masyarakat dengan ekonomi kelas atas sudah mulai melek dan sadar dengan investasi yang dapat menjanjikan hasil lebih besar dibanding hanya menabung saja.
Perbedaan hal ini akan membuat masyarakat ekonomi menengah ke bawah akan terus kehilangan nilai uang mereka karena inflasi. Sementara masyarakat ekonomi kelas atas sudah sibuk sendiri mengembangkan uangnya. Sehingga kesenjangan ekonomi yang ada di negara kita menjadi semakin besar.
Itulah 5 alasan mengapa hanya menabung tidak cukup untuk menjamin masa depan dan membuatmu cepat kaya. Mulai sekarang, coba mulailah berinvestasi agar lebih mudah untuk bebas finansial di masa tua.