Rolasnews.com – Memanfaatkan limbah besi dan fly ash dalam pembuatan beton, Tim Spectra Hexia Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang sukses meraih juara 2 The 6th Green Concrete Competition Civil Day 2021.
Mereka adalah Kadek Wahyu Adi Pratama, Kenny Petranto Riwu Djo Naga dan Firnas Naufal.
Dijelaskan Kadek mewakili timnya, dalam lomba yang digelar Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang (UM) tersebut, mereka sengaja memilih kedua jenis limbah tersebut karena memiliki keunggulan masing-masing.
Menurutnya pemberian limbah besi pada campuran beton akan berpengaruh terhadap kekuatan tekan beton.
“Jadi semakin optimal kita menggunakan kadar limbah besinya, maka akan berpengaruh pada mutu dari beton itu sendiri. Limbah besi yang kita pakai merupakan limbah besi dari bubutan dalam bentuk spiral yang kemudian dipotong kecil-kecil,” jelasnya saat ditemui di ruang humas ITN, Rabu (29/9).
Diakui Kadek, sebelumnya memang sudah ada penelitian yang menggunakan limbah besi, tetapi kemudian timnya mengkombinasikannya dengan limbah fly ash.
“Fly ash ini berfungsi untuk mensubstitusikan atau mengurangi penggunaan semen sehingga pemakaiannya tidak terlalu banyak,” akunya.
Lebih lanjut, Kadek menyebutkan, dari hasil pengujian yang sudah mereka lakukan, beton yang terbuat dari limbah besi dan fly ash tersebut memiliki daya tekan sampai 48 Megapascal (MPa). Nilai tersebut sudah melebih dari daya tekanan yang mereka rencanakan.
“Sebenarnya kita merencanakan kuat tekan hanya sampai 40 MPa, tapi setelah kita lakukan pengujian ternyata menghasilkan kuat tekan sampai 48 MPa,” ungkapnya.
Menurutnya, berdasarkan dari beberapa literatur menyebutkan bahwa pengaplikasian limbah besi dalam pembuatan beton bisa diaplikasikan pada struktur bangunan yang kadar sulfat dan kadar kloridanya tinggi. Contohnya dalam pembuatan tubuh bendungan, dermaga dan pada pembangunan pondasi juga bisa diterapkan pembuatan beton dari limbah besi.
Baca Juga :
2 Tim Teknik Sipil ITN Malang Torehkan Prestasi di Kompetisi Desain Tahan Gempa
Sementara itu diceritakan Kenny, sebelum berhasil menyabet juara 2 dalam lomba tersebut, timnya harus melalui dua tahapan seleksi yaitu seleksi proposal dan seleksi pembuatan benda uji.
Pada tahap pertama, setelah mengirimkan proposal lomba dan dinyatakan lolos seleksi, baru kemudian masuk dalam tahap seleksi berikutnya.
“Pada tahap ini peserta diminta untuk membuat video pembuatan benda uji dan video untuk pengujian benda uji. Setelah itu peserta diminta untuk mempresentasikan karya kita masing-masing,” paparnya.
“Penilaian lomba 30 persen dimbilkan berdasarkan nilai video pembuatan benda uji. Sisanya 70 persen diambilkan dari nilai presentasi dari masing-masing tim,” pungkasnya. (ANC)