2 Tim Teknik Sipil ITN Malang Torehkan Prestasi di Kompetisi Desain Tahan Gempa

2 Tim Teknik Sipil ITN Malang Torehkan Prestasi di Kompetisi Desain Tahan Gempa
(Tim Exo dan Spectra ITN Malang. Photo Courtesy : Ist/ITN)
Rolasnews.com – Dua tim Teknik Sipil S-1 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang berhasil menorehkan prestasi di ajang Kompetisi Earthquake Resistant Design Competition (ERDC) atau Kompetisi Desain Tahan Gempa.

Dalam gelaran kompetisi yang diadakan di UK Petra Surabaya, Sabtu (22/5), tersebut, Tim Exo yang beranggotakan Fellix Christovel S, Nur Yani, dan Riska Nanda Sintya Dewi berhasil meraih juara 3. Sementara Tim Spectra yang digawangi Rexi Bara, Vandrew Prananda Manginten, dan Yuda Arya Pangestu meraih nominasi ke-4.

Keenam mahasiswa tersebut sukses mengungguli total 46 tim ERDC dari berbagai universitas di Indonesia.

Read More

Dijelaskan ketua Tim Exo, Fellix Christovel S, ada beberapa tahapan dalam ERDC. Mulai seleksi proposal di awal bulan Januari 2021 yang lalu, dimana 46 tim ERDC dikerucutkan menjadi 15 tim dan terakhir diambil 3 tim sebagai juara.

Dalam kompetisi tersebut, para peserta diharuskan membuat maket/prototype dengan mengunakan kayu balsa yang sudah disediakan oleh panitia, pengujian prototype, dan presentasi. Dari kompetisi ini peserta diajak untuk berfikir secara inovatif dengan membuat desain bangunan bertingkat tahan gempa yang efektif dan kuat menahan beban lateral gempa bumi.

“Kami diharuskan membuat prototype bangunan 11 lantai dari kayu balsa. Bangunan tersebut kemudian diuji dengan shaking table (mesin penggetaran),” ucapnya, Senin (24/5).

Disebutkan Tim Exo sendiri dalam desain bangunan tahan gempa menetapkan sistem bracing. Bracing merupakan pengikat pada struktur atap baja ringan. Sistem ini digunakan untuk menahan gaya vertikal beban gravitasi dan gaya horizontal beban gempa. Sehingga dapat mencegah goyangan berlebihan pada struktur bangunan.

“Tim kami menggabungkan tiga jenis bracing, cross braced, inverted V-braced, diagonal braced. Biasanya kalau di lapangan hanya menggunakan satu bracing. Tapi, di kompetisi ini bracing diaplikasikan ke prototype kayu balsa. Karena kayu lebih bisa menerima energi gaya gempa yang sangat baik dari pada beton dan baja,” sebutnya.

Untuk desain bangunan Tim Exo memakai ETABS (Extended Three Analysis Building Systems) dengan metode analisa desainnya menggunakan konsep bracing eksentris.

Prototipe bangunan 11 lantai
(Prototype bangunan kayu 11 lantai tahan gempa. Photo Courtesy : Ist/ITN)

Sementara untuk Tim Spectra menggunakan bracing konsentris. Namun, kedua tim sama-sama menetapkan desain struktur bangunan sistem SCWB (Strong Column and Weak Beam) dalam pembuatan prototype gedung 11 lantai.

“Setelah semua dianalisa aman, maka kami aplikasikan ke bangunan maket. Kemudian diuji ketahanan gempanya dengan empat kali uji dengan frekuensi yang berbeda. Namun sayangnya tim kami (Tim Exo) harus berhenti di pengujian keempat di menit 17.74,” jelas mahasiswa asal Balikpapan ini.

Peneliti ITS Ungkap Sejumlah Penyebab Gempa Majene

Pengujian prototype dilakukan di UK Petra dan disiarkan langsung melalui Zoom dan Youtube. Secara bergantian prototype diuji dengan frekuensi getar sebanyak empat kali pengujian. Yakni, pertama 20 detik, kedua 30 detik, ketiga 40 detik, dan ke empat juga 40 detik. Dengan masing-masing frekuensi getar: 1,5hz, 2hz, 2,5hz dan 3hz.

Sementara disampaikan Rexi, Tim Spectra dalam membuat prototype bangunan 11 lantai menggunakan sistem SCWB (Strong Column and Weak Beam). Dimana struktur gedung dari bawah sampai atas dengan komposisi di bawah berat semakin ke atas semakin ringan.

“Karena gedung yang dibangun tinggi ada yang namanya strong column. Dimana kolomnya kuat baloknya lemah. Dan ternyata berhasil. Di tahun-tahun sebelumnya uji getar tidak sampai 4 kali. Tahun ini alhamdulillah Tim Spectra bisa urutan keempat. Kami masih ada kekurangan dipresentasi,” terang Rexi.

Sementara, ERDC 2021 merupakan kompetisi nasional tahunan bagian dari kegiatan Petra Civil Expo (PCE) 2021 Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil UK Petra.

Bertajuk “Overcome the Certain Uncertainty”, PCE yang merupakan kompetisi skala nasional menghadirkan tiga kategori, ERDC (Kompetisi Desain Tahan), Bridge Competition (Kompetisi Jembatan), dan Lomba Kuat Tekan Beton (LKTB). (ANC)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *