Rolasnews.com – Gelombang masalah seakan tak henti-hentinya menghampiri penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020. Setelah mendapatkan gelombang protes dari warga Tokyo karena menggelar event di tengah pandemi, lalu “diserang” suhu panas yang hebat, dan kini harus berurusan dengan badai tropis Nepartak.
Badai tropis Nepartak yang oleh orang-orang Jepang biasanya disebut sebagai tayfun itu diperkirakan akan menghantam kota Tokyo pada Selasa (27/7). Tepatnya di bagian utara ibukota Jepang tersebut.
Jika badai itu menyerang, maka akan terjadi hujan deras yang disertai angin berkecepatan 90,1 kilometer per jam!
“Badai tropis itu sedang datang menuju Tokyo,” sebut ahli meteorologi Jim Rouiller.
Prediksi datangnya badai tropis Nepartak ini sudah muncul sejak Minggu waktu setempat (25/7). Makanya, panitia penyelenggara pun telah mulai menggeser beberapa jadwal perlombaan sejak hari itu juga.
Seperti beberapa perlombaan dayung yang harusnya digelar pada hari Senin (26/7), telah dimajukan pada hari Minggu. Sementara, perlombaan pada hari Selasa dijadwalkan ulang akhir pekan ini.
Beberapa nomor panahan juga sempat molor penyelenggaraannya dari jadwal yang sudah ditentukan semula. Begitu pula dengan yang terjadi dalam cabor softball. Seharusnya, ada dua pertandingan perebutan medali yang digelar pada Selasa ini.
Tetapi, dengan adanya ancaman badai ini, potensi penundaan tetap terbuka. Kanada yang akan berhadapan dengan Meksiko dalam perebutan tempat ketiga pada jam 11 WIB, kini waswas kalau badai itu datang di tengah perlombaan dan membuat lomba ditunda.
Apalagi jadwal penerbangan mereka balik ke Kanada juga dijadwalkan hari Rabu.
“Kami sangat berharap perlombaan bisa tetap dituntaskan hari Selasa. Karena kami tak punya banyak opsi penerbangan untuk pulang ke negara kami,” ungkap pelatih softball Kanada Mark Smith.
Opsi penerbangan dari Tokyo ke Kanada pilihannya cukup terbatas selama pandemi ini. Diprediksi, jika mengalami penundaan, kemungkinan terjelek dua laga terakhir di cabor softball bisa digelar pada Sabtu (31/7).
Atlet softball Kanada Danielle Lawrie optimistis perlombaan terakhirnya tersebut digelar sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
“Ketika Anda sudah berada di empat tim terakhir, Anda berlari dengan adrenalin. Anggap saja ini (badai) penyemangat kami,” sebut Lawrie.
Badai tropis Nepartak banyak memengaruhi kondisi cuaca di kota Tokyo. Angin disertai hujan, datang setelah suhu udara yang panas. Suhu udara yang panas itu sudah banyak membuat atlet pingsan.
Baca Juga :
Kepanasan, Pemanah Rusia Jatuh Pingsan
Atlet skateboard juga banyak mengeluhkan kondisi panas tak tertahankan pada pukul 9 pagi.
Sebelumnya, seorang juru bicara Olimpiade 2020 menyebutkan, bahwa belum ada rencana untuk mengubah jadwal perlombaan lagi dengan adanya ancaman dari badai tropis Nepartak ini.
Selancar Malah Diuntungkan
Ada yang dirugikan dengan badai tropis Nepartak, ada pula yang merasa diuntungkan di tengah ancaman badai ini. Mestinya, perlombaan selancar di pantai Tsurigasaki, Chiba, itu baru melangsungkan perebutan medali Rabu (28/7).
Kini, penyelenggara pun menggesernya sehari. Mereka beranggapan badai ini bakal mendatangkan ombak yang bagus.
“Akan ada ombak yang bagus. Ada topan yang kuat di lepas pantai Jepang dan kita tahu bahwa ombaknya semakin besar,” klaim Presiden Asosiasi Selancar Internasional Fernandi Aguerre. (YMP)