Jadwal Kloter Besar Indonesia Terpecah Gara-Gara Gejala Flu

Jadwal Kloter Besar Indonesia Terpecah Gara-Gara Gejala Flu
(Keberangkatan kloter ketiga kontingen Indonesia ke Olimpiade Tokyo terpaksa ditunda karena ada atlet yang menunjukkan gejala flu. Credit: Ist)
Rolasnews.com – Beginilah bedanya memberangkatkan kontingen ke Olimpiade di situasi yang normal, dan di tengah pandemi COVID-19. Jadwal yang sudah dimatangkan sejak jauh-jauh hari, bisa kacau. Itu semua gara-gara gejala flu yang dialami anggota kontingen.

Seperti yang terjadi di balik pemberangkatan kloter ketiga kontingen Indonesia ke Tokyo, Jepang, Sabtu malam WIB (17/7). Harusnya, dalam pesawat yang take off pada pukul 21.55 dari Bandara International Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, diisi atlet dan ofisial dari enam cabang olahraga (cabor).

Keenam cabor tersebut antara lain panahan, menembak, dayung, surfing, angkat besi, dan renang. Tetapi, gara-gara ada bagian dari kontingen yang mengalami gejala flu, pemberangkatan pun ditunda.

Read More

Tidak disebutkan siapa sosok tersebut.

Hanya, dilihat dari atlet yang ditunda keberangkatannya, kemungkinan besar antara Deni lifter beserta pelatihnya Lukman, atau atlet rowing.

“Perubahan dilakukan berdasar rekomendasi dari tim dokter,” sebut Sekretaris Jenderal NOC Indonesia Ferry J Kono dalam keterangan pers.

Sementara, yang tetap berangkat ke Tokyo pada Sabtu malam adalah atlet, pelatih, dan ofisial dari panahan, angkat besi, menembak, renang, dan surfing.

Khusus untuk surfing, mereka berangkat dari Denpasar dan transit di Cengkareng untuk kemudian melanjutkan ke Tokyo.

“Kami perlu mengantisipasi dengan memisahkan keberangkatan dari rombongan besar, demi mementingkan unsur kesehatan dan keselamatan kontingen Indonesia,” sambung Ferry.

Di dalam pemberangkatan tadi malam, juga didampingi Chief de Mission (CDM) Rosan P Roeslani dan Presiden NOC Raja Sapta Oktohari.

Sebagai gantinya, untuk keberangkatan atlet rowing dan dua dari cabor angkat besi akan diagendakan jadi Selasa petang (20/7). Bersamaan dengan kloter keempat dari rombongan CdM dan Presiden NOC.

Deni dan coach Lukman akan berangkat dengan didampingi oleh Komite Eksekutif Indra Gamulya, Rafiq Hakim Radinal, dan Arlan Perkasa Kusuma. Lalu, Ferry akan berangkat dengan kloter terakhir pada 24 Juli bersama cabor atletik.

Walaupun berangkat tiga hari lebih lambat dari jadwal semula, Ferry mengklaim tak ada masalah dengan persiapan rowing dan Deni sebelum Olimpiade. Mengacu dengan jadwal, cabor rowing baru dimulai pada 24 Juli.

Sementara, Deni akan turun di kelas 67 kilogram putra sehari setelahnya. Coach Lukman juga bisa mendampingi lifter Indonesia lainnya Eko Yuli Irawan yang turun di kelas 61 kilogram putra pada tanggal itu juga.

Pemberangkatan juga sudah disesuaikan dengan durasi karantina semua atlet setibanyak di Tokyo, yaitu tiga hari.

“Atlet masih mempunyai waktu persiapan yang cukup sampai sebelum hari pertandingan,” terang Ferry.

Baca Juga :

Atlet Dayung Serbia Terkonfirmasi Positif, 4 Rekan Setimnya Jalani Karantina 2 Pekan

NOC Indonesia, sambung Ferry, menaruh perhatian besar pada hal ini karena NOC ingin memastikan semua atlet yang berangkat dalam kondisi bugar. Sehingga, mereka dapat menjalani prokes dengan kondisi bugar.

Apalagi setelah ada kabar dari kontingen Uganda yang dua personel di antaranya disebut sudah terpapar COVID-19 begitu tiba di Tokyo. Salah satunya disebut-sebut lifter yang kabur dari kamar hotelnya sebelum didatangi tim dokter untuk meminta hasil tes.

NOC Indonesia tidak ingin kejadian tersebut terulang ke skuad Merah Putih malam ini. Kontingen Indonesia sudah menjalani masa karantina dengan prokes yang sesuai aturan TOCOG (penyelenggaran Olimpiade Tokyo) tahun ini.

CdM dan NOC Indonesia bahkan meningkatkan uji dengan Swab PCR Test selama tujuh hari beruntun. Hasil uji pada hari ke-4 dan 30 jam sebelum keberangkatan wajib diserahkan pada pemerintah Jepang sebagai syarat keberangkatan. (YMP)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *