Ibu-ibu di Kelurahan Blimbing Antusias Ikuti Pelatihan Daur Ulang Minyak Jelantah Jadi Lilin

Ibu-ibu di Kelurahan Blimbing Antusias Ikuti Pelatihan Daur Ulang Minyak Jelantah Jadi Lilin
(Yeny Purwaty memberikan pelatihan mengolah minyak jelantah menjadi lilin di Kelurahan Blimbing, Malang, Minggu (27/6). Photo Courtesy : ANC/Rolasnews)
Rolasnews.com – Limbah minyak goreng bekas pakai atau lebih dikenal dengan sebutan jelantah, hingga saat ini masih menjadi permasalahan tersendiri bagi lingkungan. Apalagi tidak sedikit dari masyarakat khususnya Ibu-ibu rumah tangga yang langsung membuang limbah minyak jelantahnya begitu saja ke tanah, tempat sampah, bahkan ke saluran pembuangan air.
Foto bersama pengurus RW 09 Blimbing
(Foto bersama para pengurus PKK RW 09 Kelurahan Blimbing. Photo Courtesy : ANC/Rolasnews)

Hal ini tentu akan mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan. Karenanya, untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah minyak jelantah, belasan Ibu-ibu PKK RW 09 kelurahan Blimbing Kota Malang sangat antusias mengikuti pelatihan daur ulang minyak jelantah menjadi lilin.

Ketua PKK RW 09 Kelurahan Blimbing, Tanti Setya, mengatakan, selama ini karena belum mengetahui ilmunya, banyak ibu-ibu rumah tangga di lingkungannya yang langsung membuang limbah jelantah ke saluran air.

Read More

Selain bisa mencemari lingkungan, perilaku tersebut jika terus dibiarkan dapat mengakibatkan saluran air menjadi tersumbat atau bahkan buntu.

“Kebetulan saya mendengar bahwa Ibu Yeny Purwaty dari Kampung Sensasi bisa mengolah minyak jelantah menjadi lilin agar memiliki nilai ekonomi. Jadi saya tawarkan ke Ibu-ibu PKK dan mereka ternyata setuju sehingga kita adakan pelatihan ini,” ujarnya kepada Rolasnews, di balai RW 09 Blimbing, Minggu (27/6).

Praktek membuat lilin dari minyak jelantah
(Ibu-ibu mempraktekkan cara pembuatan lilin dari minyak jelantah. Photo Courtesy : ANC/Rolasnews)

Menurutnya, dengan diadakan palatihan tersebut, diharapkan Ibu-ibu tidak lagi membuang limbah minyak jelantahnya begitu saja tetapi bisa mengolahnya menjadi lilin. Atau bisa juga mengumpulkan limbah minyak jelantah untuk kemudian dijual ke bank jelantah yang dikelola Ibu Yeny.

“Intinya limbah ini bisa bermanfaat dulu. Setelah itu kalau orang-orang sudah bisa merasakan manfaatnya, mereka akan berfikir untuk lebih jauh lagi. Kalau memang banyak, mereka bisa membuat lilin untuk diperjualbelikan sehingga ada nilai ekonomisnya,” tuturnya.

“Yang penting jelantah ini bisa bermanfaat dulu dan tidak menjadi limbah,” jelasnya.

Menuangkan lilin dari minyak jelantah
(Ketua PKK RW 09 Kelurahan Blimbing, Tanti Setya, menuangkan cairan lilin dari minyak jelantah. Photo Courtesy : ANC/Rolasnews)

Baca Juga :

Minyak Jelantah Miliki Potensi Bisnis Menjanjikan

Sementara itu, Yeny Purwaty sebagai narasumber mengatakan, proses untuk mengolah limbah minyak jelantah menjadi lilin sebenarnya cukup mudah. Bahan dan alat yang digunakan juga mudah diperoleh, diantaranya minyak jelantah, sterin acid, krayon, essence, kompor, wadah kaca, timbangan, sumbu dan pisau.

Setelah alat dan bahan sudah disiapkan, langkah pertama yakni menakar ukuran minyak jelantah dan sterin acid dengan perbandingan 2:1.

“Misalkan jelantahnya 200 mili, untuk sterinnya 100 gram,” sebutnya.

Selanjutnya siapkan panci dan tuangkan jelantah kemudian dipanaskan sambil diaduk. Setelah agak panas, masukkan sterin acid, aduk sampai menyatu dengan jelantah.

Tampilan lilin dari minyak jelantah
(Tampilan lilin dari bahan minyak jelantah. Photo Courtesy : ANC/Rolasnews)

Berikutnya masukkan pewarna dari krayon bekas dan diaduk lagi hingga menyatu.

Agar aromanya wangi, masukkan essence atau pewangi. Kemudian dicetak dengan cara dituang ke dalam gelas atau wadah kaca.

“Langkah terakhir tingal kita diamkan sekitar 2-3 jam sampai lilin mengeras,” pungkasnya. (ANC)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *