Rolasnews.com – Selama ini ayam pedaging dan ayam petelur merupakan salah satu komoditas unggas yang berkontribusi besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan sumber protein hewani bagi masyarakat Indonesia. Produk ayam yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) menjadi persyaratan utama yang harus dimiliki oleh daging dan telur ayam yang dipasarkan.
Menurut Prof. Dr. Ir. Muhammad Halim Natsir, S.Pt, MP, sebagai Profesor bidang Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pengolahan Pakan Unggas, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, menjelaskan bahwasannya produktivitas dan keamanan produk ayam sangat ditentukan oleh pakan dan imbuhan pakan yang berkualitas. Pakan dan imbuhan pakan dua hal yang saling melengkapi.
“Pakan yang berkualitas tanpa diimbangi imbuhan pakan berkualitas memberikan produktivitas yang tidak optimal. Demikian sebaliknya, imbuhan pakan yang berkualitas tetapi pakan yang jelek memberikan produktivitas yang rendah pula,” jelas Prof Halim saat konferensi pers pengukuhan Profesor via zoom, Jumat (19/3).
Menurutnya, imbuhan pakan berupa antibiotik sintetik yaitu Antibiotic Growth Promoter (AGP) menjadi idola peternak dalam meningkatkan produktivitas dan kesehatan ayam. Sayangnya penggunaan AGP sebagai imbuhan pakan yang tidak tepat, baik karena dosis maupun lama waktu penggunaan akan menimbulkan efek negatif.
“Resiko negatif yang ditimbulkan berupa adanya residu dalam produk daging dan telur dan masalah resistensi antibiotik tertentu yang membahayakan kesehatan ayam serta manusia yang mengkonsumsi produk ayam,” ungkapnya.
Karenanya menurut Prof Halim, salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu kembali ke alam dengan menggunakan Natural Growth Promoter (NGP) sebagai imbuhan pakan alami yang dapat meningkatkan produktivitas dan kesehatan ayam sehingga menghasilkan produk yang ASUH.
NGP antara lain dapat berupa acidifier, fitobiotik, probiotik, prebiotik, enzim dan kombinasi diantara jenis tersebut.
Bantu Peternak, Dua Mahasiswa ITS Gagas Sistem Kandang Cerdas
Disebutkan, NGP sebenarnya sejak tahun 20019 telah banyak beredar dipasaran dalam rangka untuk menggantikan AGP. Namun sayngnya banyak produk NGP yang ada dipasaran tidak mampu meningkatkan produktivitas dan kesehatan ayam yang dipelihara oleh peternak. Salah satu penyebabnya dikarenakan pemilihan teknologi produksi yang tidak tepat.
“Oleh karena itu, penting memilih teknologi produksi imbuhan pakan yang tepat dan konsep formulasi pakan di era industri 4.0 dalam rangka mendukung produktivitas ayam. NGP dapat diproduksi dengan menggunakan teknologi nano enkapsulasi double coating karena terbukti efektif untuk mengganti AGP,” sebutnya.
Formulasi pakan dalam konsep smart farming akan menggunakan platform yang dikoneksikan dengan penggunaan teknologi maju mengabungkan data sistem sensor, ketersediaan dan sebaran bahan pakan, imbuhan pakan, data ayam dan kandang serta didukung oleh nutrigenomik dapat meningkatkan kualitas pakan yang sesuai dengan kondisi ayam di peternakan, sehingga produktivitas dan kesehatan ayam meningkat, tandasnya.
Prof. Dr. Ir. Muhammad Halim Natsir, S.Pt, MP, merupakan profesor aktif ke-18 dari Fakultas Peternakan dan Profesor aktif ke-194 di UB, serta menjadi Profesor ke-277 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan UB. (ANC)