Rolasnews.com – Entah apa yang ada di benak petugas Bandara Internasional Karipur hingga tega menghancurkan jam tangan mewah Audemars Piguet seharga Rp 775 juta atau nyaris sama dengan bandrol Hyundai Palisade, milik Muhammad Ismail. Pria India yang baru mendarat dari Dubai itu dianggap menyelundupkan emas di dalam jam tangannya.
“Mereka curiga saya menyelundupkan emas dengan menyembunyikannya di jam tangan. Ketika saya lepas untuk diperiksa, petugas membawanya ke sebuah ruangan, di mana mereka menghancurkannya menjadi beberapa bagian dengan menggunakan palu. Ketika tidak ada yang ditemukan, pecahan jam tangan diletakkan di atas piring dan dikembalikan kepada saya,” geram Ismail dikutip dari otoplasa.co.
Tak terima dengan perlakuan petugas bandara, Ismail pun melaporkan peristiwa yang ia alami ke kepolisian Kota Kozhikode yang lantas ditindaklanjuti oleh petugas bea cukai setempat. Ismail sangat heran seharusnya petugas berpikir dengan seksama saat memeriksa barang penumpang. Menurutnya seberapa banyak emas yang bisa disembunyikan di dalam sebuah jam tangan.
Ismail memaparkan jam tangan mewah Audemars Piguet merupakan pemberian kakaknya saat dia berkunjung ke Dubai, Qatar. Ketika mendarat di Bandara Internasional Karipur, petugas mencegat dirinya dan meminta jam tangan untuk diperiksa. Ia pun menuruti permintaan petugas bandara.
Gara-Gara Durian, Seluruh Pegawai Kantor Pos Dievakuasi
Kembali dalam kondisi tak utuh, Ismail naik pitam dan menceritakan pengalamannya hingga viral di negaranya. Tuduhan sebagai penyelundup juga mencemarkan nama baiknya dan kini dia meminta keadilan terhadap perusakan jam tangan Audemars Piguet.
“Saya ada kuitansi asli untuk jam tangan tersebut, dan dengan jelas disebutkan bahwa harganya lebih dari 200 ribu Dirham. Apa mereka mengembalikan uang itu atau mengembalikan jam tangan aslinya. Lagipula, berapa banyak emas yang bisa saya selundupkan di jam tangan? Petugas seharusnya berpikir jernih,” wantinya.
Hingga kini belum ada kabar terakhir perkembangan kasus ini. Namun hal ini bisa menjadi pelajaran untuk para petugas bandara dari seluruh dunia. (DNA)
