Rolasnews.com – Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 atau GTPPC19, Doni Monardo, mengatakan ada baiknya kita mengadopsi “4 sehat 5 sempurna” dalam menghadapi pandemi Corona. Sebab jika diterapkan dengan benar, dapat mencegah penyebaran COVID-19.
Slogan 4 sehat 5 sempurna pernah populer di era 80-90-an. Slogan sederhana itu digunakan untuk mengingatkan masyarakat yang membutuhkan asupan nutrisi untuk membangun manusia Indonesia yang andal. Slogan yang diciptakan tahun 1950-an oleh Prof. Poorwo Soedarmo berisikan lima kelompok makanan, yakni makanan pokok, lauk-pauk, sayur-sayuran, buah-buahan dan susu.
Slogan tersebut, menurut Doni, masih relevan digunakan saat ini dalam menghadapi COVID-19. Ia mendefinisikan 4 Sehat 5 Sempurna sebagai upaya mencegah COVID-19.
Empat sehat dari Doni yang juga Kepala BNPB ini, yaitu gunakan masker, jaga jarak, baik physical dan social distancing, rajin cuci tangan dengan sabun, dan olahraga, tidur teratur dan cukup serta tidak panik. Satu pesan yang membuat sempurna yaitu makanan yang bernutrisi.
“Kalau dulu, 4 Sehat 5 Sempurna, karbohidrat, daging, ikan, sayuran, buah-buahan dan susu. Nah ini semuanya masuk pada poin ke-5 (versi Doni),” ujar Doni saat bertemu Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI Prof. Rini Sekarini di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (27/5).
Slogan 4 Sehat 5 Sempurna sangat dibutuhkan di era COVID-19. Doni menyampaikan kita tidak menang melawan COVID-19.
“Tidak ada manusia, negara yang bisa mengalahkan Covid. Yang ada adalah beradaptasi,” ujarnya.
Di samping itu, Doni berharap slogan 4 Sehat 5 Sempurna dalam konteks menghadapi COVID-19 dapat mudah diingat oleh masyarakat.
Sementara itu, Ketua Tim Pakar GTPPC19 Prof. Wiku Adisasmito menyampaikan penting untuk mengenalkan suatu narasi, yaitu 4 Sehat 5 Sempurna, yang membantu setiap warga masyarakat untuk ‘berubah,’ khususnya dalam menghadapi COVID-19.
Doni menambahkan bahwa slogan ‘4 Sehat’ yang mampu diimplementasikan oleh setiap individu ini bertujuan untuk meningkatkan imunitas.
“Baru kemudian didukung dengan gizi,” jelas Doni kepada Rini Sekarini yang juga Ketua IDAI DKI Jakarta. Prof. Rini merupakan cucu dari Prof. Poorwo Soedarmo, pencetus slogan fenomenal tersebut.
Prof. Rini juga mendukung slogan ini dapat menjadi upaya gerakan masyarakat untuk hidup perilaku adaptif secara preventif untuk menghadapi pandemi COVID-19.
Doni juga menambahkan bahwa Majelis Ulama Indonesia merespon slogan tersebut dan membahas lebih lanjut dan detail sehingga dapat disebarluaskan kepada seluruh masyarakat Indonesia.