Rolasnews.com – New York saat ini menjadi episentrum pandemi Virus Corona (Covid-19). Jumlah pasien positif Covid-19 di kota berjuluk Big Apple itu melonjak cepat dan terkonfirmasi sudah melebihi angka 76 ribu.
Hal itu diungkapkan Gubernur Negara Bagian New York, AS, Andrew Cuomo, Selasa (31/3) waktu setempat. Ia mengatakan angka kematian sudah melebihi 1.550 dan ada peningkatan 5.700 kasus dalam sehari.
Kondisi ini tentu sangat buruk baik bagi pasien maupun petugas kesehatan yang menjadi garda terdepan menghadapi persebaran Covid-19 di New York. Apalagi diperkirakan puncak pandemi akan terjadi dalam dua atau tiga minggu ke depan.
“Mereka sangat butuh bantuan,” ujar Cuomo mengenai keadaan staf medis di rumah sakit.
“Mereka sudah lelah secara fisik. Begitu juga secara emosional,” lanjutnya.
Cuomo mengibaratkan jika bencana seperti badai topan dan banjir berlangsung sangat cepat namun juga cepat berakhir sehingga bisa segera dilakukan pemulihan, tidak demikian dengan pandemi ini.
“Saat ini sedang berlangsung dengan durasi yang tidak diketahui pasti kapan akan berakhir. Sangat melelahkan dan membuat depresi,” kata Cuomo.
Gubernur New York itu mengingatkan warganya untuk mematuhi himbauan tetap berada di rumah dan menjaga jarak dengan orang lain demi memenangkan “perang” melawan pandemi.
“Ada dua yang berada di garis depan pertempuran. Satu di rumah sakit dan yang lain berupa tanggung jawab sosial. Tetap di rumah dan jangan membebani orang lain,” tegasnya.
Baca Juga : Jumlah Kasus Corona di AS Melonjak, Salip China dan Italia
Sementara itu, Walikota New York, dalam kesempatan terpisah mengatakan akibat menjadi episentrum pandemi, seluruh 20.000 tempat tidur yang tersedia di rumah sakit akan segera dibutuhkan untuk merawat para pasien positif Covid-19.
Sejauh ini, berdasarkan data Johns Hopkins University (yang angkanya terus bertambah dengan cepat), jumlah kasus positif Covid-19 di Amerika Serikat mencapai 189.035 kasus dan telah merenggut 3.900 korban jiwa. Jumlah itu melebihi jumlah total korban tewas dalam serangan teroris 11 September 2001 lalu.