Rolasnews.com – Penayangan perdana Mulan yang diprediksi akan mendatangkan pemasukan besar, ternyata tidak sesuai ekspektasi. Selama tiga hari penayangannya, 11-13 September, film epik ini hanya menghasilkan pendapatan kotor USD 23 juta atau meleset nyaris separuh dari perkiraan semula, yakni USD 40 juta. Jebloknya film epik nan kolosal ini disinyalir gara-gara sejumlah kontroversi yang mengiringinya selama proses pembuatan dan paska produksi.
Pada hari Jumat pekan lalu, Mulan mendapatkan rating buruk di aplikasi tiket terkemuka China, Maoyan dan Taopiaopiao Alibaba. Hal ini tak terlepas dari visi global Disney tentang kisah yang didasarkan pada dongeng Tiongkok kuno tampaknya tak sesuai dengan karakter penonton bioskop di negara tersebut.
Selain itu, film produksi Disney ini juga mengalami penundaan tayang di seluruh dunia akibat merebaknya virus corona yang membuat gedung-gedung bioskop terpaksa ditutup secara massal.
Setelah beberapa kali menunda tanggal rilis, Disney akhirnya memutuskan untuk menayangkan film Mulan langsung ke Disney + dengan harga premium di Amerika Serikat dan pasar-pasar tertentu lainnya. Namun di tempat lain, seperti China dan Rusia, Mulan tetap ditayangkan di gedung-gedung bioskop konvensional.
Sayangnya, rilis Mulan di China diiringi sejumlah kontroversi. Tahun lalu, aktris pemeran utama, Liu Yiefei menjadi sorotan gara-gara komentar miringnya yang mendukung tindakan keras polisi Hong Kong terhadap para demonstran pro demokrasi. Komentar Liu ini kontan memicu reaksi di media sosial dengan menaikkan tagar #BoycottMulan. Beberapa minggu menjelang penayangan perdana Mulan, tagar ini kembali muncul.
Kenekadan Disney yang mengabaikan unsur musik dalam film, juga berakibat fatal. Sementara kebijakan Beijing yang melarang peliputan media domestik untuk Film Mulan demi meredam kegusaran yang berkembang di luar negeri, turut memperunyam publikasi film berbiaya USD 200 juta ini.
Kontroversi lainnya adalah ucapan “terima kasih khusus” di bagian credit title kepada Pemerintah Provinsi Xinjiang yang dituduh melakukan pelanggaran HAM berat terhadap populasi minoritas Muslim Uighur dengan membangun kamp-kamp. Pemberian credit title ucapan terima kasih itu karena produser mendapat kebebasan untuk syuting dan memanfaatkan kamp-kamp tersebut. Padahal, pengambilan gambar di sana hanya ditayangkan sekitar satu menit di film.
Hal ini ditegaskan Kepala Keuangan Walt Disney Co., Christine McCarthy, sebagaimana dilansir Hollywood Reporter. Ia mengatakan syuting Mulan hampir seluruhnya dilakukan di Selandia Baru. Ada pun pengambilan gambar di 20 lokasi di China dilakukan demi mendapatkan lanskap unik di negara itu. Ia juga menjelaskan adalah hal yang lazim di industri perfilman untuk “mengakui kredit dari pemerintah pusat dan pemerintah setempat yang mengijinkan Anda membuat film di sana”.
Wonder Woman 1984 Diundur Natal
Disutradarai Niki Caro, Film Mulan yang dibintangi Liu Yiefei berkisah tentang legenda sosok jagoan perempuan di masa kekaisaran China pada abad kelima. Hua Mulan menggantikan ayahnya yang pincang untuk ikut bertempur di tentara kekaisaran China menghadapi invasi bangsa asing (Hun) di abad kelima. Namun agar diterima di pasukan kaisar, ia harus menyamar menjadi laki-laki.
Singkat cerita, walau sempat diusir komandannya karena penyamarannya dianggap sebagai penipuan, Mulan akhirnya menjadi pahlawan setelah berhasil meyakinkan sejumlah kecil pasukan untuk kembali ke istana dan menyelamatkan nyawa kaisar.
Selain Liu Yiefei, Film Mulan dibintangi sejumlah aktor/aktris ternama berdarah China seperti Gong Li, Jet Li, Donnie Yen, Jason Scott Lee, Tzi Ma, dll.
Anehnya, kendati mengusung legenda rakyat Tiongkok serta para pemainnya fasih berbahasa Mandarin, dialog dalam film ini malah seluruhnya menggunakan bahasa Inggris. Bisa jadi pula yang menjadi faktor kurang membuminya Film Mulan produksi Disney ini di mata warga negeri panda. (TON)