Mahasiswa Pertanian UB PKL di Kebun Organik Gogrin

Mahasiswa Pertanian UB PKL di Kebun Organik Gogrin
(Mahasiswa Pertanian Universitas Brawijaya (UB) melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di kebun sayur organik Gogrin di Jl. Bayam, Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Foto : JS/Rolasnews)
Rolasnews.com – Empat mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) semester enam melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kebun Organik Gogrin yang berada di Jalan Bayam 2 RT 14 RW 2 Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.

Keempat mahasiswa UB tersebut adalah Dyah Vitania Hikmah Fajri (Dyah), Nabila Dinar (Nabila), Rafi Rasendriya (Rafi), dan Salsabila Nindya Armitha (Bela). Mereka berasal dari daerah yang berbeda. Ada yang dari daerah Malang, Tangerang, dan Bekasi.

Kebun Organik Gogrin sendiri merupakan usaha urban farming organik yang dirintis pemuda bernama Jasmito yang juga tinggal di daerah tersebut. Dalam usahanya, Jasmito dibantu satu rekannya sebagai kepala bagian produksi. Area perkebunan memanfaatkan lahan kosong milik warga dan juga di tepi-tepi jalan.

Read More
Link Banner

Menemukan lokasi Kebun Organik Gogrin tidaklah sulit. Saat memasuki jalan Bayam 2 akan terlihat tanaman yang tumbuh hijau di polibag yang ditata rapi pinggir jalan. Di situlah tempat tinggal Jasmito selaku pencetus ide perkebunan sayur organik di Bumiayu. Kemudian lahan lainnya yang memanfaatkan lahan kosong berada di sebelah barat tempat tinggalnya, kira-kira berjarak 200-an meter.

Empat mahasiswa tersebut sebelumnya mencari tempat PKL di wilayah lain. Sayangnya tidak diterima karena saat pandemi, perkebunan yang bersangkutan tidak menerima mahasiswa magang.

“Kami sebelumnya mencari tempat magang di wilayah lain tapi ditolak dengan alasan adanya wabah covid,” ungkap Dyah.

Kegiatan magang rencananya sesuai dengan kebijakan kampus, berlangsung selama 70 hari. Terhitung sejak 1 Juli 2020. Sedangkan total jam magang sekitar 350 jam.

Dalam menjalani PKL, keempat mahasiswa UB ini mengambil fokus ke beberapa tanaman yang berbeda-beda. Dyah fokus ke buncis, Nabila ke romaine baby, Bela ke okra, dan Rafi ke kecipir ungu.

Mereka sengaja mengambil fokus terhadap tanaman itu atas pertimbangan dari dosen pendamping. Beberapa tanaman yang disarankan dosen dengan pertimbangan bahwa tanaman tersebut tergolong unik karena tidak banyak petani yang membudidayakannya. Sehingga layak untuk dipelajari lebih mendalam.

Sobo Genting VBT, Konsep Smart Kampung Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

Saat menerima mahasiswa PKL, Jasmito tidak melakukan persiapan khusus. Kegiatan produksi tetap berjalan seperti biasanya, dimana diserahkan sepenuhnya kepada rekan produksinya, Junaidi. Jadi, pendampingan dari Gogrin terhadap mahasiswa yang PKL dilakukan oleh Junaidi.

Jasmito Berpose Bersama Mahasiswa UB
(Tetap jaga jarak. Pengelola sekaligus pemilik Kebun Organik Gogrin, Jasmito yang tengah menggendong anaknya, berpose bersama para mahasiswa pertanian UB. Foto : JN/Rolasnews)

“Kalau ada mahasiswa magang di bidang budidaya, saya serahkan ke teman saya yang memang bidangnya budidaya. Jadi yang dampingi ya teman saya,” jelas Jasmito.

Lulusan Universitas Negeri Malang ini menginginkan mahasiswa yang PKL benar-benar serius niat mau belajar. Bukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban ikut program magang saja. Selain itu, juga diharapkan bisa mengembangkan ilmu di bidang pekerjaan yang sesuai dengan jurusan mereka. (JS)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *